CB, SURABAYA- Warga seputar Dukuh Kupang Timur Surabaya tetap mengeluh dengan kondisi jalan yang masih berkubang diberbagai titik, terutama warga yang tinggal disekitar Proyek Galian Pipa PDAM Surya, pernah juga terjadi adanya mobil bok terperosok kumbangan, mobil warga sekitar proyek galian pipa PDAM juga sering terperosok, pengguna jalan lainnya seperti sepeda motor pernah selip, tidak hanya itu, warga yang mempunyai usaha di tempat tinggalnya terganggu terkesan usahanya menjadi mati suri, itu semua dikarenakan kontraktor proyek tidak mengembalikan jalan seperti asalnya, sehingga dimusim hujan sekarang ini wilayah proyek Dukuh Kupang Timur penuh kumbangan berlumpur sehingga banyak terperosok ataupun tergelincir, apalagi tanpa adanya rambu rambu yang dipasang dari pihak kontraktor proyek Galian Pipa PDAM Surya.
Minggu lalu warga sempat reda, karna dari kasus perkasus proyek ini pihak berwajib dari P olsek Sawahan turun tangan, dengan menindak kontraktor proyek dengan sangsi Tipiring, Yulianto Kapolsek Sawahan ketika ditemui wartawan Cahaya Baru diKantornya memaparkan bahwa akan mengirimkan surat panggilan ke pada kontraktor proyek untuk dimintai keterangan tentang tidak adanya pemasangan rambu – rambu disepanjang lokasi proyek galian pipa pdam, dan apabila tidak datang berarti kontraktor proyek sudah masuk rana tindak pidana, ungkapnya dikantor Polsek.
Warga Dukuh Kupang Timur khususnya disepanjang proyek galian pipa pdam kembali resah dan geram, setelah kontraktor kena sangsi tipiring oleh polsek sawahan, selanjutnya terkesan santai – santai aja tanpa ada realisasi penanganan yang sigap, walaupun sekarang sudah ada tindakan dari kontraktor cuma hanya sekedar menguruk beberapa titik jalan yang berkumbang, dugaan dilapangan menggunakan pasir gumpal tanah. Bahwa semestinya proyek bila dianggap selesai bekas galian segera langsung ditutup sesuai dengan asalnya, semisal paving atau aspal dan tidak dibiarkan begitu saja, yang terkesan dikerjakan secara santai sehingga merugikan warga dan pengguna jalan sepanjang proyek galian pipa pdam. Tak luput dari pantauan warga diduga bahwa awal pengurukan Galian Pipa PDAM menggunakan pasir gumpal, tidak menggunakan pasir murni yang sesuai standarisasi, bahwa seharusnya urugan pasir sebagai fungsi dari bantalan pipa sesuai dengan standarisasi pemasangan pipa, dimana spesifikasi yang ditentukan bahwa untuk ukuran semisal pipa lebih kurang 40 cm , urugan pasir sebelum pipa dipasang, setebal 10 cm, setelah pipa terpasang diatasnya diberi pasir lagi setebal 15 cm, dan begitu juga ruang sisi kanan dan kiri pipa juga harus terisi pasir murni. Sehingga tidak menimbulkan tanah turun (Ambles) yang sehingga menjadi berlubang.
Sementara itu wartawan media Cahaya Baru mendatangi kantor PDAM Surya Sembada (24/1) guna untuk konfirmasi berita yang seimbang dan transparan untuk konsumsi public, namun nyatanya Ari Bimo Sakti selaku Manajer Sekretariat dan Humas PDAM Surya Sembada tidak ada diruang kerjanya, sekuriti repsesionis mengatakan bapak Bimo sedang diluar kantor. (25/1) wartawan Cahaya Baru kembali lagi untuk konfirmasi berita, tetapi masih juga tidak bisa menemui Bimo (sapaan akrab humas pdam surya) sekuriti mengatakan bahwa bapak Bimo sedang cuti, dihari itu juga Media Cahaya Baru melayangkan surat konfirmasi, dan sampai berita ini diturunkan masih belum ada tanggapan dari PDAM Surya Sembada….(Bersambung…) (Tim)