CB, SEMARANG– Perbuatan yang sanga tidak terpuji yang diduga melakukan perbuatan tidak senono terhadap tujuh pegawai honorer Satpol PP Kota Semarang perempuan yang diraba-raba payudaranya hingga melapor ke Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu. Lalu Para Satpol PP itu diminta untuk menceritakan kronologi kejadian.
Para pegawai honorer itu membuat pengakuan bervariasi. Ada yang mengaku diraba payudaranya, ada pula yang sampai disuruh membuka celananya. Namun, mereka menyatakan pelakunya hanya seorang, bukan tujuh orang seperti yang disampaikan oleh Inspektorat Kota Semarang.
“Pelaku tunggal. Inisial K. Dia juga pegawai honorer kok. Tapi heran saja, tiap tahun dia jadi panitia kok tahun ini ada laporan asusila,” kata Hevearita, Jumat (3/2/2017).
Para korban itu, kata dia, enggan membeberkan kronologi kejadian dan perlakuan yang sudah diterimanya kepada wartawan. Para honorer Satpol PP itu memilih tutup mulut dan menyerahkan penyelesaian kepada Wakil Wali Kota Semarang. “Maaf, no comment,” jawab mereka.
Menurut Ita, pihaknya meminta klarifikasi kepada para korban karena ingin kebenaran obyektif, tidak melalui siapapun, termasuk pendampingnya. “Saya tidak mau dapat informasi katanya-katanya saja,” kata Ita.
Dalam penjelasan kepada Wakil Wali Kota, perbuatan asusila itu terjadi saat korban jalan sendirian tengah malam menuju pos satu ke pos lain. Kemudian, muncul terduga pelaku. Semua keterangan sudah di catat dalam BAP. “Saya akan kawal sampai tuntas mas,” kata Ita kepada Wartawan.
Meski demikian, pihaknya masih menunggu hasil akhir pemeriksaan. Dalam pemeriksaan nanti, pelaku akan dikonfrontasi dengan para korban. Pengakuan sementara, itu dilakukan K karena kesurupan. Ita juga akan mengevaluasi kegiatan Caraka Linmas agar diganti dengan kegiatan lain yang sesuai dengan tugas Satpol PP. (wib)