CB, SULAWESI – beradasarkan laporan warga mengenai SMA Negeri I Bolano terletak di Kabupaten Parigi moutong Profinsi Sulawesi tengah sangat meresakan tentang tindakan yang di Duga mengambil alih dana PIP milik Siswa pasalnya sebagain dana tersebut digunakan untuk biaya operasional para pengurus dana PIP.
Saat di temui di ruangannya, Eka S.Pd mantan seorang PTH (Petugas harian) Oleh tim Cahaya Baru,pada hari sabtu tanggal 13 mei 2017 menyatakan “Memang benar kami ada punggutan akan tetapi suka rela dari murid di SMA Negri 1 Bolano, dan kami tidak mematok atau mengharuskan mereka membayar dengan harga “SEKIAN” seberapa keikhlasan Murid -Murid mau memberikan bantuan uang tersebut. Lanjut Eka..”Kalau ada yang memberikan Rp 50.000 yah kami terima sebagai biaya Kegiatan tersebut.
Eka S.Pd Menjawab semua pertanyaan yang di ajukan oleh wartawan dengan santai dan tenang,tidak sedikitpun menunjukkan sikap bahwa benar dia telah melakukan “PUNGLI”.Karena menurut keterangan yang di berikanya dia tidak menganggap itu PUNGLI sama sekali karena tidak ada unsur paksaan kepada murid murid bahkan dia menganggap itu sah sah saja.
Akan tetapi di tengah tengah wawancara Eka.S.Pd sempat kelabakan ketika di tanyakan berapa besar anggaran yang digunakan untuk biaya operasional pengurusan PIP,tersebut….? Menjawab pertanyaan tersebut ia sedikit tersendat sendat mengeluarkan kalimat . jawab eka”.biaya operasional menggunakan dana BOS sekali turun Rp.2.000.000 ,.dan kemudian tidak berselang lama diralatnya kembali menjadi Rp.1.500.000,. Sebanyak 9 kali pengurusan artinya sama dengan Rp 1.500.000 x 9 =Rp 13.500 000,. Di tambahkan dengan dana yang di punggut dari siswa dan siswi yang kurang lebih berjumlah 200 orang x Rp 50.000 = Rp 10.000.000,. berarti total dana yang telah di habiskan sebanyak Rp.23.500.000,. hal ini tidak terbantahkan sama sekali oleh Eka S.Pd.
Nufur Selaku kepala Sekolah Baru di SMA tersebut yang belum lama menjabat baru sekitar tiga hari sudah didatangi oleh Wali Murid siswa disekolah tersebut, menuntut tentang uang PIP tersebut. Saat dihubungi Nufur di no HP Nya 081236348xxx membenarkan atas kejadian tersebut bahwa ada orang tua murid datang dikantor menanyakan tentang pemotongan dana tersebut.
Sungguh ironis memang di tengah gencar gencarnya pemerintah dalam menangkal berbagai aksi yang masuk kedalam kategori PUNGLI di berbagai tempat baik itu di Instansi intansi Pemerintahan atau swasta ternyata belum sepenuhnya menjadi perhatian dari oknum oknum yang kurang bertanggung jawab, atau memang masih lemahnya sistim pengawasan yang ada terlebih lagi bagi Instansi instansi yang berada jauh di luar daerah yang memang sulit di jangkau,
Hal ini perlu keseriusan dari pemerintah dan tentunya di perlukan kesadaran yang cukup tinggi dari pelaku pelaku yang hanya mementingkan diri semata. Apalagi jika hal ini terjadi di sekolah sekolah yang seharusnya menjadi Bassic dari Pendidikan yang seharusnya bisa menciptakan lingkukngan pembelajaran yang kondusif yang jauh dari kesan hanya untuk tameng mencari “untung” atau sekedar menggugurkan kewajiban padahal di tanggan gurulah yang Akan melahirkan Anak anak bangsa yang jujur,Adil dan bersih (DAD/FAD)