Dandim 0815 Ikuti Sosialisasi “Rumah Peradaban Situs Gunung Penanggungan”

CB, Mojokerto – Pusat Penelitian Arkelogi Nasional  (Puslit Arkenas) Balitbang Kemendikbud RI bekerjasama dengan Integrated Outdoor Campus (IOC) Universitas Surabaya menyelenggarakan  Sosialisasi Rumah Peradaban Situs Gunung Penanggungan bertempat di Pendopo Ubaya Penanggungan Center (UPC) Komplek Ubaya Training Centre (UTC) Desa Tamiajeng Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, Kamis (18/05/2017) pukul 08.45 – 15.30 WIB.

Tidak kurang dari 150 orang hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Gubernur Jatim diwakili Ka Dinas Kebudayaan dan  Pariwisata Propinsi Jatim H. Jariyanto,  Ka Puslit Arkenas Drs I Made Geria, M.Si dan Staf, Bupati Mojokerto diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kab. Mojokerto Drs. H. Musta’in, MM., M.Si,Dandim 0815 Mojokerto Letkol Czi Budi Pamudji, Ketua Yayasan Ubaya Anton Priyanto, Staf Ahli Ubaya Penanggungan Centre Hadi Sidomulyo, Direktur Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya Prof. Ir. Joniarto parung, MMBAT., Ph.D., Kepala BPCB Jatim Andi Muhammad Said, Danramil 0815/17 Trawas Kapten Inf Khoiri beserta unsur Muspika, Mahasiswa Ubaya, Perwakilan SMK Islam Penanggungan Ngoro, Perwakilan Siswa SMAN 1 Trawas dan undangan.

Ka Puslit Arkenas Dra.  I  Made Geria, M.Si., menyampaikan, di Gunung Penanggungan ini terdapat banyak situs-situs peninggalan peradaban masa lalu, salah satunya yang sangat terkenal yaitu Pemandian / Petirtaan Jolotundo.  Melalui Rumah Peradaban Situs Gunung Penaggungan, diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan mempelajari nilai-nilai peradaban masa lalu.

Ketua Yayasan Universitas Surabaya Anton Prijanto menyapaikan, Yayasan Ubaya sengaja menggandeng Pusat Penilitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) menyelenggarakan sosialisasi ini agar masyarakat mengetahui sejarah serta kepurbakalaan yang terdapat di Gunung Penanggungan ini.

Sosialisasi Rumah Peradaban Situs Gunung Penanggungan dilakukan di Ubaya Training Centre (UTC) karena selain letak UTC berada di bawah Gunung Penanggungan, UTC juga merupakan pusat informasi, penelitian dan pelatihan yang diperuntukkan bagi semua kalangan yang tertarik untuk mempelajari berbagai hal tentang Situs Gunung Penanggungan. “Untuk mengetahui lebih dekat tentang Situs Gunung Penanggungan, setelah acara ini kita bisa mengunjungi Pertirtaan Jolotundo, kebetulan situs yang paling dekat di Kawasan Gunung Penaggungan ini,” ucapnya.

Penyampaian Bupati Mojokerto yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto Drs. H. Musta’in, MM., M.Si., menyampaikan bahwa Pemkab Mojokerto sangat mengapresiasi adanya Rumah Peradaban Situs Gunung Penanggungan ini. Pemda berupaya mengembalikan peradaban Mojopahit, salah satunya dengan cara membangun rumah-rumah yang berciri khas Mojopahit atas bantuan dana dari Pemerintah Provinsi Jatim. Bahkan hari ini pukul 13.00 WIB akan diadakan kegiatan Kirab Sejarah Babat Mojopahit mulai dari Kerajaan Mojopahit berdiri sampai dengan runtuhnya Kerajaan Mojopahit, diharapkan dengan adanya kegiatan ini masyarakat sekarang mengerti sejarah tentang Mojopahit.

Sambutan Gubernur Jatim yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, H. Jariyanto, sekaligus membuka Sosialisasi Rumah Peradaban Situs Gunung Penanggungan, menyampaikan Pemprop Jatim sangat mendukung segala aktivitas dalam upaya melestarikan dan menjaga serta memelihara Cagar Budaya. Banyak sekali peninggalan kerajaan baik sebelum Majapahit sampai Kejayaan Majapahit seperti Petirtaan Jolotundo yang merupakan peninggalan jaman Prabu Airlangga.

Penjelasan mengenai “Kepurbakalaan Gunung Penanggunan” oleh Staf Ahli Ubaya Center, Hadi Sidomulyo  dan “Pelestarian Cagar Budaya” oleh Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jatim Andi  Muhammad Said, yang menuturkan bahwa Gunung Penanggungan tidak banyak dikenal masyarakat, padahal sebenarnya Gunung Penanggungan tidak kalah dengan gunung-gunung lainnya. Gunung Penanggungan bentuknya sangat menarik dimana terdapat lima puncak yaitu, Bekel, Gajah Mungkur, Kemuncup, Sarah Klopo dan Penanggungan.

Gunung Penanggungan diperanggapkan Gunung Mahameru di India dimana gunung yang dianggap paling suci oleh umat Hindu jaman dulu karena banyak ditemukan bangunan suci yang terkait dengan fungsi keagamaan.  Mitologi Gunung Penanggungan sebagai Gunung Mahameru Suci, tertulis pada naskah kuno yang salinannya dibuat pada abad Ke-17 Masehi.

Setelah  sesi tanya jawab dilanjutkan penyerahan secara simbolis alat peraga kepada sekolah peserta yaitu SMAN 1 Trawas oleh Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Drs. I Made Geria, M.Si. Kemudian pemberangkatan tour peserta Sosialisasi Rumah Peradaban ke Situs Pemandian / Petirtaan Jolotundo dan Gapura Jedong, seusai acara, para peserta ke UTC kemudian acara ditutup  oleh Bambang Budi Utomo dari Puslit Arkenas. (Ertin Primawati).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *