CB, MALANG– Sket-Sa (sketsa desa) adalah sebagai wadah imajinasi real yang tinggi dalam pengembangan potensi daerah. Hal ini adalah tentang pariwisata dan seni budaya yang terkandung sebagai harta masyarakat yang tidak ternilai harganya dan merupakan kepercayaan leluhur, yang dipercaya dari generasi turun temurun.
Seperti Gerakan Seni Budayawan/wati diperuntukan untuk lebih greget terhadap dunia kesenian dan budaya di Indonesia bagi generasi muda dan tua, khususnya di daerah-daerah untuk lebih bersatu dan saling membantu atau mendukung satu sama lain antar desa atau daerah untuk Indonesia Raya Bersatu.
Disini, Among Gati adalah nama wadah seni budaya yang sudah dilembagakan sebagai lembaga pelestari budaya yang sudah diakte notariskan berdasarkan SK.Menteri Kehakiman RI dengan Nomor : C-1809.H.T.03.01-Th.1999. Tanggal 1 Oktobet 1999. Yang nantinya akan memberikan pengayoman terhadap semua paguyuban-paguyuban yang ada sebagai organisasi Seni Budaya Indonesia yang besar.
Sebagai pemersatu dan pendukung Pariwisata Indonesia juga akan melibatkan Budaya Ritual sebagai Wisata Ritual menarik dan takjup, dan sebagai pelengkap seni budaya Indonesia yang sangat jarang sekali disentuh.
Pendukung lainnya adalah Pantai Ngliyep yang molek, dengan hempasan ombak pantai nya yang sangat keras dan dahsyat. Pantai begitu indahnya dengan lingkungan warga yang sangat sederhana dan tenang.
Itupun di dukung oleh warga masyarakat yang memiliki jiwa seni yang luar biasa hebatnya. Dan hebatnya hampir memiliki 32 kesenian yang aktif hanya 17 paguyuban. Seperti : Macapat, Jaranan Anak, Jaranan Dewasa, Reog, Ludruk, Tayub, Pencak Anak, Pencak Dewasa, Campursari, Karawitan Sendang Laras, Wayang Kulit Anak, Wayang Kulit Dewasa, Karawitan PKK, Karawitan Veteran, Klotekan Lesung, Labuhan Desa, Petik Laut, dan masih ada lagi yang lainnya.
Semua itu membuat kita kagum akan kesenian dan budaya nya yang begitu kental, bahkan ada yang masih belum terangkat dan terkuak. Demikian juga tempat wisata-wisata yang lainnya.
Inilah pariwisata dan seni budaya yang ada di Malang Selatan, tepatnya di daerah Kecamatan Donomulyo. Bahkan ada pula budaya ritual “Sendang Kamulyan” yang akan kita bantu dan gaet sebagai wisata ritual.
Menariknya lagi, Veteran (lansia yang tergabung) ikut serta dalam binaan seni budaya. Berbicara tentang Wisata Malang, pemerintah daerah kurang merata dalam hal pengembangan dan memajukan pariwisata didaerahnya. Justru yang kental akan seni budaya nya yang kurang diperhatikan.
Sekian tahun dalam pengembangannya sangatlah lambat. Justru hanya terkesan menjanjikan saja. Melihat antusias pendatang dan warga setempat yang begitu guyub dan mendukung akan setiap kegiatan, yang bisa dibilang rutin dalam setiap tahun nya,
Seni budaya yang dipercaya sebagai kepercayaan leluhur turun temurun. Seperti halnya, Labuh Desa atau Bersih Desa, Labuh Nelayan, Mauludan, Suroan atau acara2 yang terkait. Namun disini justru, tokoh utama masyarakat yang dibanggakan seperti Bapak Camat pun kurang mendukung dalam kegiatan tersebut. Dan terkesan cuek.
Namun apabila hal tersebut di dukung penuh oleh pihak-pihak yang terkait, Malang Selatan akan seperti Yogyakarta dan Bali. Inilah wajah wisata sesungguhnya yang ada di wisata Kecamatan Donomulyo, Malang Selatan, Jawa Timur. (rini)