Mengenal Vaksin Baru Pencegah Penyakit Polio

CB, BATULICIN – beberapa penjelesan mengenai pernyakit polio

Mengenal Penyakit Polio

Infeksi polio terjadi di seluruh dunia, di Amerika Serikat tranmisi virus polio liar berhenti sekitar tahun 1979. Di negara-negara barat, eliminasi polio sejak tahun 1991. Program eradikasi Polio Global dapat menurunkan secara dramatis angka kejadian polio liar diseluruh belahan dunia, kecuali India, Timur Tengah dan Afrika. Di Indonesia tampaknya masyarakat dibuat panik dengan timbulnya kasus polio yang sudah hampir 10 tahun tidak pernah dilaporkan.

Penyebab penyakit ini adalah virus Polio yang terdiri dari 3 strain yaitu strain 1 (brunhilde), strain 2 (Lanzig) dan strain 3 (Leon). Strain 1 seperti yang ditemukan di Sukabumi adalah yang paling paralitogenik atau paling ganas dan seringkali menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah. Virus Polio termasuk genus Enteroviorus, famili Picornavirus. Penularan terutama terjadi penularan langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang lainnya melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). Tampaknya pencegahan terbaik penularan penyakit ini adalah dengan melakukan Imunisasi Polio.

Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari dan untuk antisipasi diberikan imunisasi kepada bayi dan anak dengan vaksin.

Rekomendasi Vaksinasi Polio

Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Departemen kesehatan mengeluarkan rekomendasi pemberian Polio termasuk imunisasi yang diwajibkan atau masuk Pengembangan Program Imunisasi (PPI). Imunisasi polio yang harus diberikan sesuai dengan rekomandasi WHO adalah diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu.

Di Indonesia, meskipun sudah tersedia tetapi Vaksin Polio Inactivated atau Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV) belum banyak digunakan. IPV dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena IPV tidak hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit polio walaupun diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah. Vaksin yang dibuat oleh Aventis Pasteur ini berisi tipe 1,2,3 dibiakkan pada sel-sel VERO ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid.

Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV)

Saat ini, IPV diberikan satu kali pada saat anak berusia 4 bulan. Namun bila di usia 4 bulan putra putri anda beluim mendapat imunisasi polio suntik, IPV masih bisa diberikan sampai usia 1 tahun.

Di Indonesia, meskipun sudah tersedia tetapi Vaksin Polio Inactivated atau Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV) belum banyak digunakan. IPV dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena IPV tidak hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit polio walaupun diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah. Vaksin yang dibuat oleh Aventis Pasteur ini berisi tipe 1,2,3 dibiakkan pada sel-sel VERO ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid.

Untuk orang yang mempunyai kontraindikasi atau tidak diperbolehkan mendapatkan OPV maka dapat menggunakan IPV. Demikian pula bila ada seorang kontak yang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah maka bayi dianjurkan untuk menggunakan IPV.

IPV di Indonesia

Pada tahun 2007, pihak WHO bekerjasama dengan Departement Kesehatan Republik Indonesia dan pembuat vaksin dunia Sanofi Pasteur dari Prancis, telah menjalaain kerjasama untuk memulai memperkenalkan pemakaian vaksin polio bentuk injeksi atau IPV, yang nantinya akan menggantikan pemakaian vaksin polio oral OPV di wilayah negara  Republik Indonesia.

Program introduksi vaksin IPV ini ditetapkan dilaksanakan di kota Provinsi Yogyakarta, yang mencakup kota Yogyakarta dan kabupaten sekitarnya. Melibatkan 55.000 bayi dan anak, untuk diberikan vaksin polio IPV saja, dan pemakaian vaksin polio oral OPV dihentikan di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

Biodata penulis

Nama                          : Nur Wahyu Puspitasari,S.Kep,Ns.

Pekerjaan                    : Perawat di, Puskesmas Darul Azhar, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu

Pendidikan terakhir    : S1 Keperawatan Universitas Padjadjaran

(Jhon)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

slot demoslot gacor 2024togelmarket1togelmarket1