Rejeki Dikeheningan Aset-Aset Terbengkalai

CB, Surabaya – Banyaknya aset-aset yang terbengkalai di setiap daerah entah itu bangunan bekas milik pemerintah, swasta ataupun perorangan dengan segala dinamika penyebab terbengkalainya seringkali menimbulkan dampak-dampak negatif di kalangan masyarakat sekitarnya. Mulai dari kesimpang siuran informasi penyebab terbengkalainya (yang cenderung berakibat pada salahnya informasi yang beredar) hingga menjadi potensi sentra kegiatan kriminal maupun tindakan-tindakan asusila yang irasional.

Dibalik itu semua beberapa orang-orang kreatif melihat sisi positif dari bangunan-bangunan tidak terurus tersebut. Salah satunya Agus Suroto (30 Tahun), pemuda asal Jombang, Jawa TImur ini memiliki kegemaran yang cukup unik. Yaitu mencari, menggali informasi fakta penyebab terbengkalainya dan menunjukkan pada khalayak ramai kondisinya di siang dan sering kali malam hari. Kegiatan yang berawal dari hobi itu iseng-iseng direkam dan bahkan disiarkan secara live di salah satu aplikasi smartphone. Setiap “kunjungan kerja” yang dilakukannya selalu disertai celutakan khas Jawa Timur yang sangat kental dan menjurus kepada menggelitik para penontonnya, selain itu di tengah kegiatannya tersebut Agus juga menceritakan segala informasi terkait lokasi tersebut yang didapat dari masyarakat sekitar.

Lama kelamaan kegiatan yang menjadi hobi tersebut makin berkembang seiring bertambahnya jumlah penonton setianya, youtube pun mulai dirambahnya kurang lebih setahun yang lalu. Semakin banyaknya antusiasme masyarakat yang mengikuti kegiatannya menjadikannya sadar bahwa sesuatu yang edukatif harus dihadirkan disana. “paling tidak saya berusaha menyampaikan kepada penonton maupun pihak-pihak yang memiliki tempat-tempat tersebut  bahwa lokasi-lokasi seperti ini ada baiknya difungsikan sebagaimana tujuan awal dibangunnya untuk kesejahteraan masyarakat sekitar”.

Salah satu lokasi yang paling berkesan yang pernah dikunjunginya adalah Rumah Sakit Kristen Tayu yang telah berhenti beroperasi dan dibiarkan tak berpenghuni semenjak beberapa tahun yang lalu. Bangunan rumah sakit yang bernuasa heritage tersebut sebenarnya dirasa sayang olehnya jika hanya dibiarkan terbengkalai. Padahal, seandainya beroperasi maksimal dapat membantu pelayanan kesehatan warga di Tayu dan sekitarnya. Tentu saja nuansa horor sangat lekat ketika semenjak pertama kali menjejakkan kaki hingga satu jam perjalanannya mengelilingi setiap selasar area rumah sakit yang dibangun sejak 1933 tersebut. “gak kehitung mas, banyak banget godaannya. Mulai dari suara aneh sampai decit roda lemari obat yang disertai tapak kaki orang.” Tentu saja bukan manusia yang ia maksud karena disetiap explorenya, Si Bolang (demikian dia menyebut dirinya sendiri) selalu datang sendirian.

Karena kegiatannya itulah justru pundi-pundi uang mulai mengalir kepadanya, mulai orang-orang yang tertarik membiayai perjalanannya, sekedar mengendorse barang hingga pendapatannya sebagai content creator dari setiap akun aplikasi yang dimilikinya.

Tapi, kembali dia tekankan setiap lokasi yang dikunjunginya tidak selalu disebutkan nama dan lebih-lebih alamat pastinya untuk menghindarkan orang-orang yang ingin melakukan perbuatan negatif disana. Dia pun tidak mempermasalahkan seandainya ada yang ingin melakukan hal serupa seperti yang ia lakukan. Hanya saja ia berpesan untuk tetap berhati-hati dan tetap memperhatikan ketahanan bangunan tersebut agar tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan.

Cukup menarik apabila seseorang yang memiliki kesadaran untuk melakukan edukasi terhadap aset-aset yang tidak terurus justru datang berasal dari mereka-mereka yang sejatinya tidak memiliki keterkaitan apapun dengan lokasi tersebut. Meski dipandang sebagian orang sebagai niat keisengan atau sekedar mencari sensasi horor belaka, sedikit banyak ada sisi positf yang berusaha diingatkannya, yaitu agar semua stakeholder terkait kembali mengingat tujuan awal pembangunannya, yang tentunya dibangun untuk kemaslahatan khalayak ramai, utamanya apabila bangunan tersebut memiliki fungsi sebagai pelayanan publik layaknya RSK Tayu Pati.

Jika bangunan yang terbengkalai adalah aset milik pemerintah maka tentu saja hal tersebut bertentangan dengan pendapat yang menyatakan bahwa “salah satu kunci dari keberhasilan pengelolaan ekonomi daerah adalah manajemen aset.” karena pengelolaan manajemen aset yang didasari kepada prinsip pengelolaan yang efisien dan efektif diharapkan akan memberi kekuatan terhadap kemampuan pemerintah dalam membiayai pembangunan daerahnya yang tercermin pada Pendapatan Asli Daerah.

Saat ini profesi penilai publik dapat menjadi jawaban yang solutif kepada pemerintah ataupun swasta untuk pengelolaan manajemen asetnya. Proses kegiatan penelitiannya yang selektif dan didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai yang tepat dari aset tersebut dan sekaligus untuk evaluasi apakah penggunaan sebelumnya merupakan bagian dari penggunaan yang tertinggi dan terbaik.(AA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *