CB, SURABAYA – Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa, punya cara untuk meredam gejolak umat beragama ditengah semakin meluasnya wabah Corona di Jatim. Khofifah Jumat pagi tadi, lewat konferensi pers di Gedung Grahadi, menjelaskan kegiatan peribadatan seperti salat Jumat tetap bisa dilaksanakan. Namun pelaksanaan salat Jumat ditengah merebaknya virus Corona seperti sekarang ini disertai syarat tertentu. Seperti membersihkan masjid dengan melakukan disinfeksi.
Jamaah juga diminta untuk mencuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer jamaah juga diminta untuk mengenakan penutup mulut dan hidung. Tidak biasa memang, tapi itu memang standar yang harus dipatuhi untuk mencegah terjadinya penularan. Apalagi tempat seperti masjid tempat berkumpulnya banyak orang yang berpotensi sangat rentan terjadinya penularan.
Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Corona adalah menghindari kerumunan orang banyak. Lalu haruskah salat Jumat ditiadakan untuk sementara dan cukup dengan salat Duhur di rumah? Dalam kondisi tertentu cara itu bisa dilakukan Islam pun membolehkan.
Tapi Khofifah tidak ingin terjadi gejolak. Khofifah mengundang para ulama dari berbagai perwakilan seperti NU, Muhamadiyah, MUI serta dari unsur lainnya. Rapat yang berlangsung kemarin malam itu menyepakati di daerah yang sudah masuk kategori merah yaitu daerah yang penderita positif Corona diminta untuk melaksanakan salat duhur di rumah sebagai ganti salat Jumat. Sedangkan daerah yang tidak masuk kategori merah dihimbau bila melaksanakan salat Jumat ya itu tadi harus membersihkan masjid sebelum salat dilaksanakan.
Pada kesempatan itu Khofifah juga memberikan keterangan terkini terkait penyebaran Covid 19 di Jawa Timur. yaitu untuk Surabaya dan Malang Raya diketahui sudah memiliki kasus positif Covid 19.Di dua daerah itu juga terjadi peningkatan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta Orang Dalam Pemantauan (ODP) (hpo)