CB, Grobogan – Sebelum badai Virus Corona Covid 19 Muncul di Indonesia.Awalnya pariwisata di Jawa Tengah berkembang sangat cepat,seperti yang ada di desa Karangsari kecamatan Brati kabupaten Grobogan.Pasalnya,pemerintah desa setempat menggandeng pihak ketiga untuk meningkatkan dan menggali potensi di bidang Pariwisata.
Hal ini tak sekedar omongan saja,Namun fakta di lapangan yang ada berbagai pembangunan untuk kegiatan “Out Bound” sudah mencapai 90 persen.
“Kita ingin memajukan perkembangan desa.Supaya PAD bisa menjadi besar bagaimana?Itu tantangan kita sebagai kepala desa.Saya orangnya juga tidak senang terlalu jagake Dana Desa(APBN).Sebab,Bila dikalkulasi dengan anggaran yang kita terima,masih banyak yang belum tersentuh.Kita harus bekerja sama dengan pemerintah provinsi,sebab melihat PAD (Desa Karangsari)terlalu kecil tidak bisa menjangkau semuanya”kata dia.
Sri Suharti,kades Karangsari saat diwawancarai media Cahaya Baru di kantor desa menjelaskan Pihaknya ingin meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Desa) salah satunya di bidang pariwisata yang ada di desa.Dan Pihaknya bersikukuh tidak ingin mengandalkan semua pembangunan dari Dana APBN(Dana Desa).Sedangkan dana yang lain seperti Bantuan Keuangan Provinsi juga banyak,dia manfaatkan peluang tersebut.
“Desa Karangsari,satu contoh mendapat Dana APBN(Desa) 1M dibagi beberapa dusun untuk membangun Infrastruktur,salah satunya jalan.Padahal,kita tahu desa (Karangsari)terbagi ada 9 dusun,maka dapat berapa bagian.Iya,kan.Soalnya desa ini sangat luas.Masih ditambah ada program kegiatan program pemberdayaan masyarakat.Makanya kita harus bergerak cepat,karena tanah bondo desa ini dekat jalan raya,gimana kalau dibentuk desa Wisata.Tapi,harus cari pihak ketiga sedangkan dana kita sangat terbatas” tambahnya.
Masih menurut Sri Suharti kalau seorang pemimpin tidak bergerak cepat ,pandai menganalisa sebuah masalah dan mencari bagaimana solusinya,dia pastikan desa tersebut tentunya tidak bisa berkembang dengan baik.(Sofi.N.Liza)