Pemkab Tulungagung ‘Lamban’ Tangani Banjir di Wilayah Kalidawir

CB, TULUNGAGUNG – Banjir bandang yang melanda sebagian desa di wilayah Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung beberapa hari lalu, mengakibatkan kerugian materi milyaran rupiah, khususnya bagi para petani dan hal tersebut ni juga dirasakan oleh Fudar Kusno, Kades Pagersari.

Kades Pagersari ini, juga bertani menanam buah melon dan cabai. Namun, dengan adanya banjir bandang yang melanda wilayah Kecamatan Kalidawir ini, tanaman miliknya itu ludes diterjang banjir bandang. Untuk itu, upaya membahas antisipasi banjir diwilayah Kecamatan Kalidawir ini, Rabu (17/11), tiga pilar dan perhutani melakukan pertemuan.

Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri Dinas Perhutani Tulungagung, Kapolsek Kalidawir, Batuud Koramil Kalidawir, Camat Kalidawir beserta Kasi, Asper, Mantri KPH, Kades Joho, Babin Kantibmas, Babinsa, juga turut hadir LSM Cakra, PKTP serta PSM Lidra.

Selain itu, Kades Pagersari juga ikut merasakan apa yang dirasakan para petani ketika tanaman meraka terendam banjir bandang. Sehingga Rabu (17/11) Kusno mengundang Camat dan muspika Kalidawir di kediamannya, untuk membahas antisipasi banjir susulan.

“Banjir kali ini sangat luar biasa mas, begitu cepat luapan air menggenangi pemukiman warga. Sehingga malam itu juga, saya mengerakah alat berat untuk membersihkan sampah yang menyubat aliran sungai,” tutur Kades Kusno kepada cahayabaru.id.

Masih menurut Kusno, luapan itu akibat debit air begitu besar dan banyak sekali clangkrah yang nyakut di aliran sungai. Sehingga menahan endapan lumpur dan air banjir meluber ke pemukiman warga dan merendam lahan pertanian masyarakat setempat. Dan, menurutnya, banjir itu kemungkinan tidak akan terjadi jika saja hutan yang ada dipangkuan desa tersebut tidak di tananami palawija atau jagung. Bahkan, ia sangat merasa kesal dengan ulah para penggarap yang tidak memperdulikan dampaknya ketika musim hujan datang, dan yang mengakibatkan banjir di Desa Pagersari dan sekitarnya itu.

“Saya dan warga masyarakat Pagersari sebenarnya sangat kesal melihat ulah para penggarap hutan itu. Karena mereka tidak merasakan dampaknya ketika hujan datang. Tapi saya tidak berani menegur mereka, demi menghindari gesekan, Karena para penggarap hutan tersebut warga dusun njinggring Desa Pakis, walaupun lahan yang digarap tersebut masih dalam wilayah hutan pangkun desa kami. Makanya hari ini (Rabu 17/11) saya mengundang Camat, Kapolsek Ndan Ramil dan teman teman yang lain untuk membahas tantisi banjir dan kedepan tidak terjadi lagi,” jelas Kadee Kusno.

Sementara itu, Achmad Nuroini, Kades Joho juga menimpali kalau hujan lebat itu mengakibat banjir dan membuat warga mengalami kerugian hingga capai materi ratusan juta rupiah. Untuk itu, dirinya berharap pada Pemkab Tulungagung segera melakukan tindakan soal banjir bandang yang melanda wilayah Kecamatan Kalidawir ini.

“Akibat banjir kemarin warga mengalami rugi ratusan juta mas. Sebab puluhan hektar tanaman jagung dan melon para petani yang seharusnya sudah hampir dipanen semua terendam air, dan termasuk kolam ikan milik warga ikut tersapu banjir. Padalah sebelum masa penghujan datang saya sudah mengadakan normalisasi disungai- sungai di desa kami. Namun akibat tingginya curah hujan dan sungai yang ada dihilir tidak di normalisasi, membuat air meluber ke pemukiman warga dan merendam persawan,” ucap Achmad Nuroini kepada cahayabaru.id.(rul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *