Dispendikpora Tulungagung ‘Sarat’ Masalah, Risda: Intinya Saat Ini Kami Sedang Mendata Beberapa Kekurangannya

CB,TULUNGAGUNG – Seperti diketahui, saat ini pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tak henti-hentinya menggelontorkan bantuan di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung. Tentu, semua ini, bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kwualitas pendidikan semakin lebih baik lagi.

Bantuan Siswa Miskin (BSM) ini misalnya, yang notabene anggaran dananya sangat fantastis dan yang  dialokasikan dari Anggaran Pendaftaran Belanja Daerah (APBD) Pemkab Tulungagung ini berkisar 45 Milyar. Namun, sungguh ironis,  pengadaan seragam siswa tersebut terkesan jauh dari standart  kwalitas yang sudah di tentukan. Tak pelak, BSM di Kabupaten Tulungagung ini diduga jadi bancakan alias sarat masalah.

Padahal, anggaran yang digelontorkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah nilainya tidak kecil, dan jelas sekali kelihatan, yakni  pada tahun 2019 -2020  pemerintah juga telah menggelontorkan dana puluhan miliar  rupiah yang diperuntukkan  penggadaan Gamelan.  Namun, faktanya, gamelan yang di bagikan di sekolah Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP)  ini tidak sesuai spek. Adanya dugaan kuat, bahwa pengadaan gamelan itu telah dimurkup alias juga jadi bancakan ‘para’ oknum.

Sementara itu, hasil investigasi Cahaya Baru disejumlah SMP, bahwa seragam siswa banyak yang belum terealisasi dan seperti halnya di SMPN 1 Kecamatan Pucanglaban ini. Menurut salah satu guru di sekolah tersebut, yakni seragam biru putih itu belum diterima oleh pihaknya dan hal yang sama juga terjadi di SMPN 1 Kalidawir.

Risda, seorang  guru kesiswaan yang mendata baju seragam siswa tersebut mengatakan, kalau baju seragam untuk siswa itu belum keseluruhan terealisasi. Namun demikian, untuk saat ini pihaknya masih mendata kekurangan seragam untuk siswanya itu.

“Intinya saat ini kami sedang mendata berapa kekurangannya. Setelah itu baru kita melaporkan ke KPRI. Sebab pengadaan seragam tersebut yang menangani dari Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI),” jelas Risda, seorang guru kesiswaan SMPN 1 Kalidawir ini kepada Cahaya Baru.(rul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *