Cahayabaru.id, Bojonegoro – Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro dan RSUD Sosodoro Djatikoesoemo mengajak masyarakat khususnya penderita diabetes untuk mengetahui strategi berpuasa pada bulan Ramadhan. Ajakan disampaikan lewat program radio SAPA! (Selamat Pagi!) Malowopati FM, Rabu (29/3/2023).
Dipandu penyiar Lia Yunita, SAPA! Malowopati FM menghadirkan narasumber dr Christian Jonathan, Sp.PD. dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.
Setiap siaran SAPA! Malowopati FM ini dapat diikuti secara live YouTube Malowopati Radio dan interaksi langsung melalui nomor WhatsApp 08113322958.
Menurut dr. Jonathan diabetes adalah penyakit yang banyak ditemukan pada warga Indonesia, umumnya pada usia lanjut, berat badan yang berlebih dan yang paling berpengaruh adalah faktor genetik. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini.
Bagi penderita diabetes, lanjut dr. Jonathan, yang ingin berpuasa, sangat penting untuk memperhatikan beberapa hal agar tetap sehat dan aman selama menjalankan ibadah puasa. “Agar selalu memperhatikan kadar gula darah secara teratur selama berpuasa, misalnya dengan alat ukur glukosa darah,” terangnya.
Gula darah yang terlalu rendah bisa ditandai dengan pusing dan rasa lelah yang berlebihan, berkeringat dingin dan kulit menjadi lembab, kepala terasa ringan atau melayang, jantung berdebar-debar dan berdetak cepat, kepala pusing dan mudah tersinggung, kelaparan dan mual, hingga kehilangan kesadaran atau pingsan (dalam kasus yang parah).
Gejala yang umumnya terjadi pada kadar gula darah yang terlalu tinggi atau hiperglikemia adalah sering merasa haus, sering buang air kecil, mudah merasa lelah dan lesu, dan pandangan kabur. Selain itu juga luka sulit sembuh, gatal-gatal pada kulit, terutama di area genital, nafas bau acetone, gangguan pencernaan seperti mual dan muntah.
Dr. Jonathan menegaskan bahwa pasien diabetes yang berpuasa tetap harus mengonsumsi obat-obatan mereka tetapi harus berhati-hati. Dalam beberapa kasus, penderita diabetes mungkin harus memperoleh dosis yang lebih rendah atau lebih tinggi dari obat mereka selama periode puasa.
Penanganan penderita diabetes yang berpuasa, dokter dapat mengganti obat pasien dengan obat yang lebih cocok dengan jadwal makan pasien selama bulan Ramadan. Dalam beberapa kasus, penderita diabetes mungkin harus memperoleh dosis yang lebih rendah atau lebih tinggi dari obat mereka selama periode puasa.
“Terkadang, dokter dapat mengganti obat pasien dengan obat yang lebih cocok dengan jadwal makan pasien selama bulan Ramadan,” tuturnya.
Penderita diabetes juga harus memastikan bahwa mereka tetap terhidrasi dengan baik selama puasa. Konsumsi banyak air dan hindari kafein, juga minuman manis yang mengandung gula atau karbohidrat tinggi saat sahur dan berbuka.
Jika ingin mengonsumsi minuman es, ada beberapa opsi yang lebih sehat untuk dipertimbangkan. Misalnya, minuman es yang dibuat dengan bahan-bahan segar tanpa tambahan gula atau sirup, seperti es jeruk atau es kelapa muda. Dapat dicoba juga membuat minuman es dengan menggunakan pemanis buatan rendah kalori atau gula alami, seperti madu.
Namun perlu diperhatikan porsi dan frekuensi konsumsinya. Meskipun minuman es yang dibuat dengan bahan-bahan sehat, tetap tidak disarankan dikonsumsi terlalu sering.
“Harapannya ibadah puasa tetap berjalan dengan baik tetapi jangan sampai terjadi komplikasi-komplikasi, harus pantau gula darah secara rutin dan perhatikan jika ada gejala gula darah anjlok, tinggi ataupun kekurangan cairan,” pesan dr. Jonathan.
Jika kemudian terjadi gejala-gejala yang telah disebutkan selama menjalankan ibadah puasa segera konsultasikan ke dokter. (aj)