Bencana Bagi Seniman Yang Hanya Berharap Bantuan, Ini Penjelasan Agus Timur

CB, TULUNGAGUNG – Kedatangan Agus Timur, penasehat Ketoprak Sari Budoyo di Dinas Pariwisata Tulunggung pada Kamis 28 Maret, ternyata tak datang sendiri. Ia datang di Dinas Pariwisata ini dengan lima orang, dan satu dari lima orang itu adalah Pimpinan Ketoprak Kembang Sore Tulungagung.

Mereka, datang ke Dinas Pariwisata dengan tekat bulat, yakni mengembalikan Nomor Induk ke dinas terkait. Sedangkan pengembalian Induk itu, karena ia merasa jengah dan tak ada artinya bila ketoprak yang didirikan 8 tahun silam itu dipertahankan.

Karena, menurut Agus Timur, seniman itu bukan hanya berharap bantuan dari pemerintah belaka, akan terapi yang terpenting ikut nguri-uri kesenian.

“Kalau menurut saya, seniman itu bukan menerima uang bencana yang seperti itu. Maksudnya, kalau ketoprak itu tidak pernah diuri-uri terus dibantu, sama saja itu bencana,” kata Agus Timur kepada cahayabaru.id, Rabu (03/03) malam.

Sebenarnya, lanjut Agus Timur, ketoprak itu bukan untuk mencari uang belaka, akan tetapi bagaimana seniman itu bisa nguri-uri (menghidupkan, red).

“Nguri-uri niku di urupi, ora kok diumbar mati karepmu ora karepmu (nguri-uri itu itu dihidupi, bukan dilepas mati terserah tidak terserah),” jelasnya.

Ternyata, imbuhnya, caranya nguri-uri yang satu dikasih hidup yang lainnya dibiarkan begitu saja.

“Tidak mungkin bisa berkembang, karena dari titik pandang hanya satu tokoh. Padahal Tulungagung ini sangat luar biasa, ada banyak tokoh,” tegas Agus Timur.

Masih Agus Timur, karena kesenian ketoprak lain itu dianggap tak ada, dan karena dianggap tidak ada, akhirnya iapun membubarkan diri. Karena, menurutnya, tidak artinya kalau hanya bantuan belaka.

“Karena Ketoprak itu butuh eksis, seniman itu butuh eksis, butuh nguri-uri dan tidak cukup dibantu seperti orang lumpuh,” ungkap Agus Timur.

Dengan kejadian ini, imbuhnya, diharap kedepannya Pemerintah Kabupaten Tulungagung bisa lebih bijak, dan tidak ada lagi kejadian serupa.

“Semoga kedepan para seniman Tulungagung bisa merasakan pemerataan dan jangan itu-itu saja. Karena, yang lain itu juga butuh menampilkan karyanya dan kemampuannya,” harapnya.(Hsu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *