CB, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Satpol PP Surabaya rutin melakukan patroli Asuhan Rembulan untuk mengantisipasi gangguan ketentraman dan ketertiban umum (trantibum) di Kota Pahlawan.
Kali ini, Satpol PP Surabaya menjaring anak-anak di bawah umur, yang kedapatan melakukan aksi balap liar, Jumat (9/8/2024) dini hari. Sebanyak 10 anak dibawah umur, didapati sedang melakukan aksi balap liar di Jalan Pandegiling Barat Surabaya.
Kepala Satpol PP Surabaya, M. Fikser mengatakan, sebelumnya, para petugas mendapatkan aduan dari masyarakat adanya aksi balap liar di kawasan Jalan Pandegiling. Menindaklanjuti aduan warga tersebut, petugas Satpol PP Surabaya langsung mendatangi lokasi.
“Saat petugas kami datang ke lokasi, beberapa anak semburat melihat petugas. Sehingga kami mendapatkan 10 anak yang bisa kami amankan,” kata Fikser.
Fikser membeberkan, 10 yang diamankan Satpol PP Surabaya masih berstatus pelajar di tingkat SMP.
“Kami bawa mereka ke kantor Satpol PP, kami lakukan pendataan dan pembinaan. Kami juga data mereka dari sekolah mana saja, sehingga kami dapat menginformasikan kepada pihak sekolah perihal anak-anak ini,” bebernya.
Fikser menjelaskan bahwa setiap hari Satpol PP Surabaya menerjunkan personelnya untuk melakukan pengawasan di lokasi yang rawan akan balap liar, termasuk di Jalan Pandegiling Barat Surabaya.
“Petugas kami setiap hari melakukan pengawasan di lokasi yang rawan akan balap liar. Ada beberapa titik, seperti Jalan Pandegiling, Jalan Diponegoro, Jalan Kenjeran, Jalan Manyar, Jalan Ir. Soekarno, yang kami fokuskan dan ada lokasi-lokasi yang lain,” jelasnya.
Ia pun mengimbau kepada orang tua agar dapat memperhatikan anak-anaknya agar tidak keluar hingga larut malam.
“Balap liar ini sangat merugikan karena mengganggu kenyamanan masyarakat yang sedang beristirahat di malam hari, maupun keselamatan bagi pelaku balap liar. Kami, berharap peran serta orang tua untuk dapat lebih memperhatikan anak-anaknya,” ujar dia.
Selain itu, Satpol PP Surabaya akan berkoordinasi dengan sekolah agar dapat lebih memperhatikan anak didiknya saat berada di lingkungan pendidikan.
“Pihak sekolah juga berperan penting untuk anak-anak ini, perlu dilakukan pendekatan supaya guru mengetahui apa saja yang anak didiknya lakukan. Sehingga peran orang tua dan sekolah sangat penting bagi mereka,” tuturnya.
Selain itu, Fikser juga berharap seluruh elemen masyarakat ikut serta dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum di lingkungan mereka. Ia menambahkan, jika adanya indikasi aktivitas negatif dari anak-anak saat bergerombol, bisa menghubungi petugas terdekat maupun menghubungi 112.
“Kami merasa terbantu bila warga Surabaya memberikan informasi kepada kami, jika ada indikasi aktivitas negatif. Bisa menghubungi kami melalui media sosial maupun aplikasi Wargaku, petugas kami akan segera menindaklanjuti,” pungkasnya. (bud)