Tulungagung Berduka: Abah K.H.R. Moh Yasin, Sesepuh Sentono Dalem Perdikan Majan, Wafat pada 23 Januari 2025

CB, Tulungagung – Hari ini, dalam sejarah Kasepuhan Perdikan Majan, Sentono Dalem berduka. Abah K.H.R. Moh Yasin, yang dikenal sebagai sesepuh dan tokoh penting dalam masyarakat Majan, berpulang pada 23 Januari 2025, Jumat Legi.

Keluarga besar Sentono Dalem dan masyarakat pelayat menyambut kedatangan jenazah Abah K.H.R. Moh Yasin untuk dishalatkan di Masjid Agung Al Mimbar Majan pada Kamis (23/1/2025). Setelah dishalatkan, jenazah beliau dimakamkan di pemakaman Sentono Dalem Perdikan Majan, tepatnya di kompleks pesarean keluarga besar Sentono Dalem.

Abah K.H.R. Moh Yasin wafat di usia 78 tahun pada Kamis, 23 Januari 2025, pukul 17.00 WIB di RS Dr. Iskak Tulungagung. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Sentono Dalem Perdikan Majan. Sebelumnya, beliau dirawat di rumah sakit setelah kondisi kesehatannya menurun usai menjalani operasi prustad. Meskipun sempat mengalami perbaikan, kondisinya kembali memburuk pada Kamis siang. Sekitar pukul 15.30 WIB, tim dokter menyatakan bahwa kondisi beliau sudah sangat kritis. Tak lama kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB, Abah Yasin menghembuskan nafas terakhir.

Kabar wafatnya Abah Yasin dengan cepat tersebar luas, membuat sejumlah tokoh dan masyarakat Tulungagung berdatangan ke kediamannya untuk memberikan penghormatan terakhir. Ratusan pelayat mengiringi jenazahnya menuju pemakaman.

Abah Yasin lahir di Majan pada 1 Juli 1947 sebagai anak dari pasangan Eyang Kyai Raden Abdul Said dan Eyang Raden Roro Mas Alatun. Ia merupakan keturunan keenam dari Eyang Kyai Ageng Raden Hasan Mimbar, penyebar Islam pertama di Kadipaten Ngrowo. Abah Yasin menjabat sebagai kepala desa (Kades) selama dua periode, yaitu selama 18 tahun, dan memiliki kontribusi besar dalam menjaga sejarah dan tradisi Majan, termasuk makam keluarga Sentono, masjid, pendopo, serta ritual-ritual peninggalan Eyang Kyai Ageng Raden Hasan Mimbar.

Abah Yasin dikaruniai lima anak, yaitu Raden Moh Arif Nasucha (anak pertama), Raden Kyai Khoirul Anam (anak kedua), Dr. Raden Ali Sodik (anak ketiga), Raden Ust. Ibnu Aqil (anak keempat), dan Raden Roro Yusfina (anak kelima). Sebelum wafat, Abah Yasin juga sempat diundang oleh Presiden Prabowo untuk silaturahim dengan para sesepuh, sebagai bentuk penghargaan atas perjuangannya dalam membesarkan nama Perdikan Majan. Beliau juga berpesan kepada anak ketiganya, Dr. Raden Ali Sodik, untuk melanjutkan perjuangan dan menyelesaikan urusan Majan secara final.

Pada tahun 2024, Abah Yasin pernah menyatakan bahwa keluarga besar Majan akan kembali bersatu, dengan kata-kata, “Sing adoh-adoh podo mulih,” yang berarti semua yang jauh akan kembali pulang. Kepergian Abah Yasin meninggalkan warisan yang kini dapat dirasakan oleh masyarakat dan seluruh warga Perdikan Majan. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *