Era Heru Tjahjono dan Moh Athiyah ‘Melekat’ Pada Paslon SASA, Akankah Sejarah 2003 Terulang Kembali?

CB, Tulungagung –Belasan tahun lalu, masyarakat Tulungagung pernah dipimpin oleh figur yang berhasil membawa nama harum Kabupaten Tulungagung, baik di tingkat provinsi maupun pusat. Melalui berbagai program nyata dan pembangunan yang berpihak pada masyarakat, masa kepemimpinan ini meninggalkan kesan mendalam.

Saat itu, segudang prestasi dan penghargaan menjadikan Tulungagung semakin dikenal luas. Pemimpin di balik kesuksesan tersebut adalah pasangan Heru Tjahjono (HT) dan Mohammad Athiyah, yang menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung pada periode 2003-2008 dan 2008-2013. Keduanya dikenal sebagai sosok pemimpin yang digandrungi banyak masyarakat karena kepiawaian mereka dalam memimpin daerah.

“Siapa yang tidak kenal dengan Pak Heru Tjahjono saat memimpin Kabupaten Tulungagung,” ujar ST, seorang narasumber yang pernah menjabat di eselon II Pemkab Tulungagung, dengan senyum penuh makna, saat ditemui media ini pada Senin (11/11).

ST menjelaskan bahwa sebelum menjabat Bupati, Heru Tjahjono, yang kini lebih dikenal dengan sebutan HT, menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tulungagung. Sekitar 21 tahun lalu, HT mendapatkan amanah dari tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk maju mencalonkan diri sebagai Bupati, berpasangan dengan Moh Athiyah.

“Pasangan ini, yang merupakan kombinasi birokrasi dan kyai, berhasil meraih 25 suara dari 45 anggota DPRD Tulungagung, meski HT awalnya menginginkan dukungan dari Partai Golkar. Namun, Golkar memilih untuk mengusung calon lain,” tambah ST.

Menurut ST, kisah ini memiliki kemiripan dengan pasangan calon SASA (Drs. Santoso M.Si dan KH Samsul Umam) yang kini ikut dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024. Paslon SASA, seperti halnya pasangan Heru Tjahjono dan Moh Athiyah, juga merupakan pasangan birokrasi-kyai yang tidak mendapatkan rekomendasi dari Partai Golkar. Oleh karena itu, figur Heru Tjahjono dan Moh Athiyah terasa sangat ‘melekat’ pada pasangan SASA.

“Pasangan Kang San dan Gus Samsul ini memiliki kesamaan dengan Pak Heru dan Gus Athiyah saat mencalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati. Keduanya merupakan kombinasi birokrasi-kyai, dan sama-sama tidak mendapat rekomendasi dari Golkar. Mudah-mudahan sejarah 2003 bisa terulang kembali,” harap ST.

Program Andalan Paslon SASA untuk Tulungagung
Dalam kesempatan yang sama, Calon Bupati Santoso, atau yang akrab disapa Kang San, memaparkan lima program unggulan yang akan menjadi fokus utama jika diberi amanah memimpin Tulungagung. Program-program tersebut antara lain adalah Pupuk Gratis, Rumah Kreatif Tulungagung, Tulungagung Sport Center, Tulungagung Bebas Sampah, serta Digital Integrated.

Lebih lanjut, Kang San yang merupakan mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung, menegaskan bahwa jika terpilih, ia tidak akan mengambil gaji sepeser pun selama menjabat sebagai Bupati. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya memperhatikan infrastruktur, terutama perbaikan jalan rusak, serta menanggulangi masalah kekeringan yang sering terjadi selama musim kemarau.

“Skala prioritas sangat penting, agar setiap langkah yang diambil tepat sasaran. Saya dan Gus Samsul yakin bisa memberikan yang terbaik untuk Tulungagung karena kami sangat memahami kondisi daerah ini,” ujar Kang San dengan penuh keyakinan saat ditemui di rumah pemenangan Desa Moyoketen, Senin (11/11).

“Sebagai mantan birokrat, saya paham betul apa yang perlu diperbaiki. Namun yang terpenting adalah kami diberikan amanah oleh masyarakat. Kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi Tulungagung,” tegasnya.
(tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *