CB, Surabaya – Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN VJT) meresmikan Sub-Unit Layanan Disabilitas (SULD) Bela Negara sebagai langkah strategis untuk mewujudkan kampus yang inklusif, ramah, dan setara bagi seluruh sivitas akademika. Kehadiran unit ini menandai komitmen universitas dalam mendukung hak-hak mahasiswa penyandang disabilitas sekaligus memperkuat visi UPNVJT sebagai Kampus Bela Negara yang humanis dan adaptif terhadap kebutuhan zaman.
Peresmian dilakukan langsung oleh Rektor UPN VJT, Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT., IPU di Kantor SULD Bela Negara yang berlokasi di Gedung Kuliah Bersama (GKB 1) Lantai 1, Kamis (18/9/2025). Acara ini turut dihadiri para Wakil Rektor I–IV, para Dekan, Kepala Lembaga, serta tim SULD Bela Negara. Setelah sesi peresmian dan tur singkat ruangan, agenda dilanjutkan dengan sosialisasi pendidikan inklusif di perguruan tinggi yang berlangsung di Auditorium GKB Lantai 6.
Sosialisasi menghadirkan narasumber Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., Guru Besar Inklusivitas dari Universitas Negeri Surabaya, yang membahas urgensi penerapan pendidikan tinggi yang inklusif di Indonesia. Diskusi dimoderatori oleh Kepala SULD Bela Negara, Billy Purwocaroko Noeringtyas, S.E.I., M.A.B., dan diikuti lebih dari 50 peserta, meliputi pimpinan fakultas, koordinator program studi, ketua himpunan mahasiswa, relawan, serta perwakilan mahasiswa disabilitas. Kehadiran lintas unsur akademik ini memperlihatkan bahwa inklusi bukan hanya isu kelompok tertentu, melainkan tanggung jawab bersama seluruh civitas akademika.
Dalam sambutannya, Rektor UPN VJT menjelaskan bahwa kehadiran SULD Bela Negara menjadi bukti nyata dukungan universitas terhadap gerakan #AksesUntukSemua. “Saya mengajak kita semua, civitas akademika UPN ‘Veteran’ Jawa Timur, untuk mendukung keberlangsungan SULD Bela Negara ini. Mari kita wujudkan semangat inklusivitas, demi terciptanya lingkungan akademik yang benar-benar adil, setara, dan memberdayakan,” kata Prof. Akhmad Fauzi.
Sejak mulai beroperasi pada Agustus 2025, SULD Bela Negara telah merealisasikan sejumlah inisiatif, di antaranya Focus Group Discussion (FGD) bersama dosen dan narasumber, perekrutan relawan, peluncuran kanal media sosial resmi, hingga pendataan awal civitas akademika disabilitas. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan unit dalam membangun fondasi layanan sekaligus membuka ruang partisipasi aktif dari mahasiswa.
Sementara itu, Kepala SULD Bela Negara Billy Purwocaroko menegaskan bahwa keberadaan unit ini tidak berhenti pada peresmian semata, melainkan harus menjadi gerakan jangka panjang. “Inklusi adalah perjalanan sekaligus tujuan. Ini tentu suatu perjalanan yang panjang. Memulainya hari ini berarti kampus inklusi sudah akan menanti. Sinergi, kolaborasi, aksi, evaluasi dan terus memperbaiki diri harus ada dalam setiap hari,” ujarnya.
Ke depan, SULD Bela Negara akan menggelar roadshow ke seluruh program studi di lingkungan UPN VJT. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan aksesibilitas, baik bagi dosen maupun mahasiswa, sekaligus memberikan edukasi mengenai etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas. Dengan demikian, inklusivitas dapat diinternalisasi dalam praktik akademik sehari-hari, bukan hanya sebatas wacana.
Secara struktural, SULD Bela Negara berada di bawah koordinasi Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) yang dipimpin oleh Dr. Ir. Yenny Wuryandari, M.P.. Unit ini terbagi menjadi dua bidang utama, yaitu bidang layanan dan pelatihan serta bidang humas dan digital, yang bekerja sama dalam mengintegrasikan layanan disabilitas dengan sistem pembelajaran modern berbasis teknologi digital.
Peresmian ini diharapkan menjadi momentum berharga bagi UPNVJT untuk memperluas kiprah sebagai universitas yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga peka terhadap keberagaman dan kesetaraan. “Dengan hadirnya SULD Bela Negara, UPN VJT memastikan bahwa setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, berkontribusi, dan sukses tanpa terkecuali,” pungkasnya.(Lg)