CB, Surabaya – Selama masa pandemi covid-19, puncak terjadi tahun 2020-2021 lalu, berdampak pada semua aspek kehidupan. Berbagai sektor mengalami kelesuan. Termasuk disektor usaha pengolahan perikanan juga mengalami hal yang sama terjadi disektor hulu maupun hilir. Namun. krisis akibat pandemi pada tataran UMKM terjadi geliat yang positif, bahkan UMKM seringkali disebut sebagai penyelamat perekomian Indonesia. Modal UMKM yang dibutuhkan relatif kecil yang berhubungan dengan resiko yang diterima.
Selain itu, UMKM juga mampu mewadahi tenaga kerja yang berpendidikan rendah yang menjadi ciri khas usia produktif penduduk di wilayah pesisir dan pedesaan. Maka UMKM perlu didukung terhadap kompetisi di pasar Local atau nasional dengan meningkatkan kwalitas pengemasan produk.
Besarkan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan serapan bagi tenaga kerja di Indonesia khususnya Jawa Timur, UMKM Perikanan khusus Usaha Mikro Kecil (UMK) Perikanan masih mengalami tantangan dalam menghadapi kompetisi pasar global terutama pada aspek kemasan produk. Sebagian besar UMK produk Perikanan belum memenuhi standar kemasan diperkirakan mencapai 90% dari total unit usaha.
Bagi penguasa UKM masih menilai bahwa kemasan itu mahal dan juga mengira dibutuhkan alat yang mahal. Tidak heran, kiranya produk-produk yang beredar khususnya produk perikanan dipasaran tradisional bahkan retail modern dibanjiri oleh produk-produk perusahaan multinasional hingga produk-produk impor. Hal ini tentunya menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan produk UMK Perikanan ditengah persaingan perdagangan bebas yang berlangsung saat ini.
Di era Global saat ini, keterbukaan ekonomi menjadi salah satu elemen penting dalam perumusan kebijakan bagi negara termasuk struktur yang ada dibawahnya dan juga dalam area industrialisasi. Peningkatan tekanan liberalisasi telah diikuti dengan semakin meningkatnya tingkat kompetisi dalam perekonomian global.
Oleh karena itu, diperlukan Upgrading dalam meningkatkan posisi, performa, menjadi faktor penting sekaligus daya saing. Hal ini tidak hanya terpusat pada inovasi akan tetapi juga dengan bagaimana membuat produk yang lebih baik, membuatnya secara lebih efisien, atau menggesernya pada proses dengan ketrampilan yang lebih tinggi dan mampu memberikan nilai tambah pada produknya khususnya produk perikanan.
Dalam upaya mendukung Upgrading tersebut maka sejak tahun 2022, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur memberikan Pembinaan Standar Pengemasan Produk Perikanan sebanyak 3 kali kegiatan. Sementara itu tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan produk perikanan di Jawa Timur, serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pelaku usaha terhadap standar mutu pengemasan produk perikanan dan meningkatkan produktifitas usaha dan kesejahteraan pelaku usaha.
Sementara itu kegiatan pertama berlangsung di Kabupaten Malang (15 Maret 2022) di ikuti oleh 30 UMKM yang mengolah ikan asap yang ada di sekitar Pelabuhan Pondokdadap Malang. Sedangkan kegiatan kedua digelar di Kota Kediri pada tanggal 25 Mei 2022 dengan menghadirkan 30 UMKM Kota Kediri. Kegiatan ke-3 di Kota Probolinggo pada tanggal 27 Juni 2022 dan di hadiri oleh 30 UMKM di Kota Probolinggo. Dari ke tiga pertemuan tersebut hasilnya telah disosialisasikan sebanyak 90 UMKM dari ketiga Kabupaten/Kota tersebut.
Dengan bantuan Pembinaan Standar Pengemasan Produk Perikanan diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk perikanan melalui pendekatan kemasan. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan UMK Perikanan tentang pentingnya Pengemasan Produk Perikanan untuk peningkatan daya saing produk perikanan khususnya dan upaya memberikan nilai tambah bagi produk UKM. (ncs)
