CB, Bojonegoro – Jembatan Terusan Bojonegoro-Tuban (TBT) bakal menjadi pengungkit ekonomi warga dua kabupaten. Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro Abdulloh Umar mengapresiasi kinerja pemkab yang berhasil menyelesaikan pembangunan jembatan itu tepat waktu.
Menurut Umar, Jembatan Terusan Bojonegoro-Tuban bakal membuat arus lalu lintas dua kabupaten itu kian lancar. Sebab, dua kabupaten itu dipisahkan Sungai Bengawan Solo. Selama ini warga dua kabupaten itu menyeberang menggunakan perahu.
“Hadirnya jembatan ini tentu akan mempermudah akses transportasi dua wilayah itu,” ujarnya.
Mudahnya akses transportasi itu akan berimbas pada banyak aspek. Baik aspek ekonomi, pendidikan, maupun sosial. Aspek ekonomi yang paling cepat dirasakan warga. Warga dua kabupaten itu akan mudah melakukan jual beli.
“Tentu ini membuat ekonomi akan semakin meningkat di dua wilayah, ” ujar pria asli Kecamatan Baureno ini kepada awak media kamis, (13/01/2022).
Tidak hanya itu, pembangunan di dua wilayah itu juga akan semakin meningkat. Harga komoditas material galian juga akan semakin kompetitif. Itu karena ongkos angkut akan semakin murah karena jarak lebih dekat.
“Saya ucapkan selamat atas diresmikannya jembatan Kanor-Rengel, ” ujarnya.
Umar mengapresiasi Pemkab Bojonegoro berhasil membangun jembatan penghubung dua kabupaten. Dia berharap jembatan itu bisa membuat masyarakat semakin terbantu. Dia berharap sinergitas dua kabupaten ini terus terjalin dan saling menopang.
Di waktu yang lain senada dengan Abdulloh Umar. Ketua Komisi B, Sally Atyasasmi, mengatakan, jembatan ini merupakan mimpi warga Kecamatan Kanor. Karena, sebenarnya bukan hanya kali ini, tapi sudah disuarakan semenjak puluhan tahun yang lalu.
“Sudah dari dulu, aspirasi yang kita terima dari warga Kanor waktu itu, ingin punya jembatan yang bisa bikin mereka gak perlu muter balik untuk ngangkut material, untuk pekerjaan mereka, juga untuk jalur perdagangan biar gak terlalu jauh. Karena kalau jauh ongkos transportasinya menjadi mahal,”tegas Politisi asal Partai Gerindra ini.
Namun, karena anggaran tidak mencukupi, dan kondisi politik tidak mendukung, sehingga itu hanya sebatas mimpi untuk warga Kanor.
“Tapi saat ini menjadi bukti bahwa pemerintah Kabupaten Bojonegoro benar-benar serius mewujudkan mimpi tersebut,”tandasnya.
Dengan dibangunnya jembatan ini bukan hanya koneksivitas antar dua daerah tetapi juga membangun ekonomi masyarakat sekitar.
Tidak hanya membangun koneksi secara fisik infrastuktur tapi juga mereka mendapatkan banyak kemudahan secara ekonomi, secara transportasi menjadi lebih cepat, lebih dekat dan lebih hemat juga.
“Langkah selanjutnya, kita akan memetakan bahwa jalur ini adalah jalur transportasi dan perdagangan,”lanjutnya.
Yang kedua, bisa memetakan bahwa dengan adanya jembatan ini, kawasan Desa Semambung yang sebelumnya mati, justru menjadi jantung perekonomian warga. (hms/aj)