Bakal Jadi Rujukan 7 Penyakit Besar, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Terus Berbenah

CB Blitar – Dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar akan ditetapkan menjadi rujukan 7 penyakit besar. Hal tersebut telah diungkapkan saat jajaran Humas RSUD Ngudi Waluyo Wlingi hadir memenuhi undangan dengar pendapat (hearing) bersama DPRD Kabupaten Blitar dan Ormas Gerakan Pembaharuan Indonesia (GPI), di ruang rapat DPRD Kabupaten Blitar, Senin (18/9/2023)

Dalam hal ini, Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dr. Endah Woro Utami melalui Kasi Humas, Mustiko mengatakan bahwa pihak management rumah sakit terus berbenah diri. Hal tersebut sebagai upaya memberikan  pelayanan terbaik kepada masyarakat. Untuk itu pihaknya menyebut bahwa rumah sakit Wlingi bakal menjadi rujukan 7 penyakit besar.

“Sebenarnya rumah sakit Wlingi sudah banyak memiliki dokter spesialis dan sub spesialis. Bahkan tadi sudah saya sampaikan bahwa kita nanti akan merujuk 7 penyakit besar seperti pusat kanker, pusat jantung, pusat DM (diabetes melitus), KIA (kesehatan ibu dan anak) dan stroke. Jadi bagi orang sakit kanker yang sebelum ini dirujuk ke Malang, nantinya bisa ke Wlingi. Saat ini kita sedang menyiapkan sarana prasarana dan SDM nya,” tutur Mustiko.

“Kemenkes juga telah menetapkan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sebagai rumah sakit rujukan 7 penyakit besar seperti yang disebutnya tadi atau selevel RS Saiful Anwar Malang. Jadi nanti kalau mau kemo gak perlu ke Malang tapi cukup di Wlingi,” ucapnya.

Lebih lanjut, DPRD Kabupaten Blitar sengaja mengundang pihak RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk memberikan penjelasan menyusul tudingan Ormas GPI soal pelayanan dan pengelolaan rumah sakit yang sudah berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tersebut.

Terkait adanya Soal pembatasan pengunjung yang dikeluhkan masyarakat seperti disampaikan Ormas GPI, Mustiko berdalih bahwa hal itu dilakukan demi kenyamanan pasien.

“Kami sebetulnya tidak membatasi, kita ada jam kunjung. Hari biasa jam 1 siang sampai jam 5 sore. Tapi misalnya pagi ada yang mau berkunjung bisa menghubungi satpam. Sekali lagi pasien itu butuh ketenangan dan kenyamanan supaya proses penyembuhan lebih cepat. Misalnya yang sakit anak-anak, bisa dijaga maksimal 2 orang (ibu dan bapaknya),” jelas Mustiko.

Namun demikian, apabila ada keluarga pasien yang datang dari jauh misalnya Jakarta, maka mereka pun tetap bisa berkunjung meskipun jam besuk sudah tutup.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Blitar, Sulistiono juga menjelaskan, pelayanan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dapat ditingkatkan lagi meskipun menurutnya sudah cukup baik.

“Sebetulnya sudah baik kalau saya lihat. Tapi kalau memang masih kurang baik ya harus lebih ditingkatkan lagi,” pungkasnya. (Pram)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *