CB, TULUNGAGUNG – Tak banyak yang tahu kebiasaan positif yang dilakukan Ketua DPRD Tulungagung, Marsono S.Sos, ternyata sudah berjalan sejak lama. Dan, kegiatan positif yang dilakukan mantan Kades Nyawangan Kecamatan Sendang ini, tak lain sering kali membagikan pupuk organik gratis pada kelompok tani yang ada di Tulungagung.
Dan, pupuk organik yang dibagikan pada kelompok tani ini adalah hasil karya sendiri yang telah lama ia lakukan. Tentu, dengan pupuk organik tersebut bisa mengurangi beban para petani yang sering kali mengalami kesulitan pupuk ketika musim tanam. Kendati demikian, bila pupuk organik ini benar-benar dibutuhkan petani dan Pemkab Tulungagung juga serius memberikan perhatian, bisa dipastikan pupuk organik ini bakal mampu mencukupi luas lahan yang ada di Tulungagung.
Bahkan, bertahun-tahun pria murah senyum ini menyediakan ribuan galon untuk petani di Tulungagung tanpa memandang bendera partai. Tentu, pupuk organik yang dibagikan secara gratis ini membuat kelompok tani maupun ternak pun sumringah. Tak hanya pupuk, Ketua Dewan ini juga memberikan bibit kopi, durian serta bibit pohon yang kelak bisa buat pakan ternak.
Dengan bahan yang melimpah, terang Marsono, pupuk organik juga mengurangi problem limbah yang menjadi polemik di masyarakat. Terlebih hal itu sesuai program pemerintah untuk mengurangi pemanfaatan pupuk kimia yang semakin langka dan mempunyai efek buruk terhadap kesuburan tanah di masa datang.
Pria yang juga mantan dalang mengatakan, setidaknya ada 670 ton kotoran sapi per hari dihasilkan oleh ribuan peternak sapi perah di Kecamatan Sendang. Kalau itu dikelola secara benar, maka cukup untuk memupuk area pertanian di seluruh kabupaten.
“Kita dorong petani di Tulungagung untuk mandiri pupuk dan kesuburan tanah. Kalau semua sepakat pasti kita bisa bersinergi membuat sebuah harmoni yang indah bagi masyarakat yang hidup di pinggiran sawah,” tambahnya.
Sementara para kelompok tani yang mendapatkan bantuan pupuk organik dan kelompok ternak ini adalah kelompok tani dari Kecamatan Tanggunggunung, Kalidawir, Gondang, Karangrejo, Pagerwojo serta Pucanglaban.
Dan, puluhan kelompok tani ini, mereka mendapatkan pupuk oraganik dari Ketua DPRD Tulungagung itu secara cuma-cuma alias tidak membeli.
Sedangkan pakar dan inisiator pupuk oraganik Marsono, yakni Slamet Wahyudi, bahwa penyehatan tanah dengan mengaplikasikan pupuk organik dan mengolah lahan kritis secara organik maka pakan ternak bisa didapat dengan mudah tanpa merusak tanah.
Hal itu juga menciptakan kebangkitan ekonomi sekala besar dan mendukung Jawa Timur sebagai kantong susu nasional untuk memenuhi peningkatan gizi se Indonesia.
“Saya berharap para peserta yang hadir ikut berkampanye kepada peternak dan petani di daerahnya agar bekerja keras bersama dengan menanam pohon untuk kebutuhan ternak dan ikut serta meningkatkan oksigen,” katanya.
Marsono saat mendampingi para petani dan peternak mendapatkan penjelasan dari Slamet Wahyudi. Dalam hal ini membeberkan, bahwa pengaplikasian pupuk oraganik di wilayah Kecamatan Sendang, yakni falam menanam harus diperhatikan kesuburan tanah.
Dan, kondisi kesuburan tanah diberbagai wilayah di Tulungagung juga berbeda beda. “Bisa langsung di cek dengan alat kesuburan tanah, kondisi tanah disini sebelum diberikan pupuk organik adalah 500. Setelah dimasukkan pro biotik organik, kesuburan tanah meningkat diatas 2000 ke atas,” ungkapnya.
Bahkan dalam acara tersebut juga terungkap testimoni dari para kelompok petani. Karji petani asal Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir ini menyampaikan, kesuburan tanaman menjadi luar biasa, bahkan lebih baik dari pupuk kimia. Padahal pembiayaan jauh lebih ringan.
Namun, dengan aplilkasi yang tepat peningkatan produksi bisa naik hampir 50%. “Bahkan hama seperti tikus dan kleper itu tidak ada, selain itu tidak ada istilah jebug. Sehingga kondisi tanaman yang terlalu subur maka tidak berbuah seperti kondisi terlalu subur menggunakan pupuk kimia,” terangnya.
Sementara itu, pemberian pupuk gratis kepada puluhan kelompok tani dan ternak ini mengenang peristiwa kerusuhan 27 Juli atau yang dikenal Kuda Tuli 1996, yakni PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnoputri diserang oleh PDI kubu Suryadi, yang didukung pemerintah kala itu.
Tentu, dengan peristiwa ini menjadi pelajaran yang berharga dan untuk membangkitkan api semangat kemandirian pangan dengan menciptakan pupuk organik yang ramah lingkungan. “Kita ambil hikmahnya dan api semangat atas peristiwa itu untuk bangkit dari masa sulit,” tambah Ketua Dewan Tulungagung Marsono, penuh semangat.(K lis)