Dewi Natalia Yudha Upaya Bangun Kedekatan Emosional Antara Tutor dan Peserta Didik

CB, LUMAJANG – Pembina Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sakinah Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, menyampaikan bahwa kegiatan outing class atau pembelajaran luar kelas merupakan sarana efektif untuk membangun suasana yang harmonis dan hubungan emosional yang lebih dekat antara tutor dan peserta didik.

Pernyataan tersebut disampaikan saat mendampingi kegiatan outing class PKBM Sakinah yang digelar di Bumi Perkemahan Glagaharum, Lumajang, Sabtu (10/5/2025).

“Outing class seperti ini menjadi ruang yang sangat penting untuk menumbuhkan kedekatan antara tutor dan peserta didik, terutama dalam konteks pembelajaran nonformal seperti PKBM. Di sinilah mereka bisa saling mengenal, membangun kepercayaan, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan,” ujar Dewi Natalia.

Menurutnya, pendekatan humanis dan kontekstual sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan nonformal, mengingat peserta didik PKBM berasal dari berbagai latar belakang yang beragam dan tidak selalu memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan sebelumnya.

“Kami ingin memastikan bahwa pendidikan di PKBM bukan sekadar mengejar ijazah, tetapi juga membangun karakter, semangat belajar, dan relasi sosial yang positif,” tambahnya.

Kegiatan outing class kali ini tidak hanya diisi dengan kegiatan edukatif di alam terbuka, tetapi juga berbagai permainan kolaboratif, diskusi santai, serta sesi refleksi yang mempererat interaksi antara tutor dan peserta didik.

Sebagai Pembina PKBM, Dewi Natalia menyampaikan komitmennya untuk terus mendorong kegiatan-kegiatan inovatif dan menyenangkan yang dapat meningkatkan motivasi belajar, sekaligus memperkuat fungsi sosial PKBM sebagai tempat belajar sepanjang hayat.

“Belajar bisa di mana saja, kapan saja. Dan kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa pendidikan nonformal punya peran strategis dalam mewujudkan inklusivitas dan semangat belajar tanpa batas,” pungkasnya.

PKBM di Kabupaten Lumajang terus berkembang menjadi ruang alternatif pendidikan yang inklusif, menjangkau kelompok-kelompok masyarakat yang tidak terlayani secara optimal oleh pendidikan formal, termasuk warga belajar dari kalangan dewasa, putus sekolah, hingga masyarakat adat dan marginal. (Hardy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *