2 Kecamatan Donomulyo Perlu Mendapat Perhatian

CB, MALANG- Jauh sebelumnya kita telah membahas bagaimana kita akan menggerakkan seni budayawan/wati melalui wisata setempat di edisi 52, per tanggal 1-15 Juni 2017. Dan kemungkinan ada beberapa masyarakat yang kurang memahami untuk itu.

Itulah sket-sa seni budaya dan wisata/pariwisata daerah sebagai aspirasi majunya perkembangan akan terus digerakkan dan terus tergabung dari desa ke desa atau dari daerah ke daerah sebagai penunjang dan wadah majunya misi dan visi daripada seni budaya dan wisata/pariwisata daerah di Indonesia.

Disisi lain seni budaya yang dipercaya sebagai kepercayaan leluhur turun temurun, adakalanya merupakan obyek daripada wisata alam dan wisata petualangan. Karena obyek-obyek tersebutlah yang dapat membawa dan mendatangkan devisa negara Indonesia. Dengan management yang terarah, terprogram dan terprogres. Hingga dikemas di setiap penyajian dan pengembangannya dengan lebih menarik dan selalu update dari masa kemasa dengan tidak merubah aturan adat seni budaya itu sendiri.

Untuk itu lah sket-sa seni budaya dan wisata/pariwisata akan membantu pula meningkatkan perekonomian masyarakat/warga, khususnya di desa-desa atau di daerah-daerah penggerak maupun yang di gerakkan oleh tokoh-tokoh seni budaya di Indonesia.

Dalam pengembangannya pemanfaatan seni budaya untuk sektor wisata/pariwisata memang tidak terlepas dari pro dan kontra. Namun dengan adanya sket-sa seni budaya dan wisata/pariwisata yang tercipta yang akan ter ekspose nantinya di media massa, khusus nya di media koran CAHAYA BARU. Akan memberikan solusi dan inspirasi yang terarah untuk pengembangan dan kemajuan tiap-tiap desa/daerah tentunya. Tidak terkecuali seluruh wilayah di Indonesia.

Begitu sayang nya apabila kita tidak segera menggerakkan dengan mempersatukan misi dan visi daripada seni budaya dan wisata/pariwisata di Indonesia tersebut. Sebagai masyarakat/warga negara Indonesia yang begitu banyak jenis dan ragam seni budaya dan suku. Yang pada akhirnya kita bisa dengan sepenuhnya mengembalikan moto atau semboyan Bangsa Indonesia BHINNEKA TUNGGAL IKA yang mulai menghilang.

Melihat program dan progres misi dan visi sket-sa seni budaya dan wisata/pariwisata yang begitu besar. Berharap pihak-pihak yang terkait dan pemerintah bisa membantu mensupport dan mendukung secara maksimal dan penuh. Dengan tidak menjanjikan dari janji-janji sebelum-sebelumnya.

Dari masyarakat/warga,  apakah masih tidak menunjukan cukup bukti, bahwa apabila masyarakat/warga sudah antusias semangatnya dalam pelaksanaan dan terlibatnya masyarakat/warga dalam kemajuan seni budaya dan wisata/pariwisata di Indonesia, yaitu dengan kegiatan rutin pelaksanaan dan kegiatan setiap tahunnya, seperti di acara atau even-even seperti Mauludan, Suro’an, 17 Agustusan, Ramadhanan, dan lain sebagainya. Mereka dengan bergotong royong satu dengan yang lainnya untuk membentuk iuran atau sumbangan-sumbangan sekedar dan seikhlasnya, hanya untuk dapat bisa menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan tersebut bisa berhasil. Karena memang sudah menjadi bagian dari tradisi adat budaya turun temurun dari generasi ke generasi. Terkadang dana kas desa pun tidak bisa dikeluarkan hanya karena tidak tersedia. Demikian sket-sa (wajah dan wadah) yang ada yang terjadi. Adapun tersedianya dana (kas) apabila dari salah satu pejabat atau aparat yang memang memiliki hobby atau mengagumi seni budaya tersebut. Jadi hanya beberapa desa/daerah saja yang bisa mengeluarkan dana dari kas desa tersebut.

Pesona indahnya desa/daerah karena kerukunan masyarakat/warga dengan adanya seni budaya yang hidup. Demikian juga gotong royong terbentuk, apabila seni budaya ada dan tercipta. Dan bagaimana veteran dengan usianya yang masuk dalam usian lanjut (lansia). Yang hari-harinya sangat menjemukan dan monoton. Karena seni budaya yang terciptalah, mereka hidup dengan jiwa yang beda dan tidak monoton lagi. Karena hidup menjadi variasi dan berwarna. Begitu juga dengan wisata/pariwisatanya, semuanya menjadikan terkait. Tersebut tidak lah terlepas daripada pembangunan dan kemajuan dari desa/daerah ujung Selatan yang bernama Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang Selatan. Salah satu dari 33 Kecamatan dengan wisata/pariwisata dan seni buadaya nya yang terbilang kental sekali. Dan tidak akan ada habis-habisnya untuk dibicarakan dalam perkembangan dan kemajuannya. Dan dari salah satu kecamatan tersebut lah prospek Malang seharusnya lebih mengangkat perekonomian masyarakat/warga, terutama desa/pegunungan dan pantai. Hanya saja perkembangan dan kemajuannya tidak lah merata. Malang merupakan salah satu kota kabupaten dengan kota nya yang sejuk dan indah, namun banyak juga Malang dijuluki sebagai kota pelajar dan kota bunga. Tidak bisa dipungkiri karena lokasi alamnya yang dingin serta banyak lahan yang masih hijau, disamping sebagai obyek wisata/pariwisata dengan agrowisatanya. Namun masih adanya kekurangan atau kesenjangan dengan tidak merata nya titik-titik lokasi yang tergolong wisata/pariwisata. Termasuk wisata ritual yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Inilah yang terkadang terkesan kurangnya perhatian pemerintah daerah dan pihak pariwisata kabupaten, yang seharusnya bisa membantu maksimal untuk merata sampai ke pelosok-pelosok desa/daerah. Apalagi yang terkait dengan seni budaya dan masih adanya unsur sejarah yang sangat tinggi.

Padahal prospek kedepan sangat lah menjanjikan bila dikelola dengan kuat dan ter-maneg. Dan sangat mengangkat perekembangan dan kemajuan perekonomian masyarakat/warga setempat.

Untuk itulah sket-sa akan terus ditampilkan sebagai wadah penglihatan yang mawas terhadap pembangunan, pengembangan dan kemajuan sisi setiap wajah desa/daerah yang ada di Indonesia dengan seni budaya dan wisata/pariwisatanya yang berbeda-beda dan khas. (mustoko)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *