CB, SURABAYA – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur siap mengendalikan dan mengamankan inflasi 2017. Inflasi Jawa Timur di tahun 2017 optimis diperkirakan berada dalam batas kisaran sasaran inflasi 4±1%.
Ini dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Jawa Timur Sekaligus Pengarah TPID, Difi Ahmad Johansyah, di kantornya Surabaya, Kamis (20/7).
Hasil rapat Rakor TPID Jawa Timur di H Majapahit Rabu (19/7) kemarin melaporkan bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan oleh BI dan seluruh jajaran instansi pemerintah provinsi Jawa Timur yang tergabung ke dalam TPID tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan pengendalian inflasi di tahun 2017. Melalui berbagai upaya pengendalian inflasi tersebut, TPID optimis inflasi Jawa Timur dapat terkendali di tahun 2017 di kisaran 4±1 persen.
Pada High Level Meeting (HLM) Rabu (19/7) kemarin yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sukardi, selalu Ketua TPID, merumuskan dan mensinergikan berbagai program pengendalian inflasi yang telah terdapat di beberapa instansi dan perangkat daerah untuk mendorong penguatan infrastruktur baik dari aspek regulasi maupun pembangunan fisik.
Adapun program TPID Provinsi Jawa Timur dalam pengendalian harga, antara lain penguatan jaringan distribusi melalui penguatan supply ke 4.600 gerai stabilisasi pangan di Jawa Timur yang dikelola oleh berbagai instansi.
Selanjunya melalui integrasi data SISKAPERBAPO dengan Sistem Informasi Perdagangan Antar Provinsi (SIPAP). Ini memungkinkan database pasokan komoditas pangan strategis dan profil petani melalui pembentukan BIG Data Analytic Platform 1 untuk akumulasi inflasi bulanan Mei-Juni 2017. Dan tercatat sebesar 0,97%, artinya angka ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Ramadhan dan Lebaran dalam kurun tiga tahun terakhir yang tercatat sebesar 1,05%.
Selain itu pembukaan dan pemanfaatan jembatan timbang di lokasi strategis untuk pemantauan arus barang di Jawa Timur. Kemudian sosialisasi dan optimalisasi pelabuhan New Tanjung Tembaga – Probolinggo sebagai alternatif lokasi bongkar muat barang, penambahan rute penerbangan di wilayah Jawa Timur, dan realisasi embung baru di Provinsi Jawa Timur serta perbaikan jalan secara berkala dalam rangka mendukung produktifitas pertanian.
TPID juga terakhir mendorong implementasi kerjasama antar daerah untuk mengatasi surplus/defisit komoditas pangan melalui kerjasama BUMD/BUMDES atau lembaga buffer lainnya. Berhasil Turunkan Inflasi TPID Provinsi Jawa Timur telah berhasil mengawal pencapaian inflasi sepanjang Ramadhan dan Lebaran, sehingga Jawa Timur berhasil mencatatkan inflasi terendah di Kawasan Jawa (diluar Provinsi DKI Jakarta).
Bahkan, akumulasi pencapaian inflasi Jawa Timur dalam periode Ramadhan & Lebaran ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Ramadhan & Lebaran dalam kurun tiga tahun terakhir.
Selain itu, pertama kali dalam kurun lima tahun terakhir, inflasi kelompok volatile food pada periode Lebaran (Juli-17) tercatat deflasi sebesar -0,01%-mtm, sehingga dapat menopang terkendalinya inflasi umum Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur di tengah meningkatnya tekanan inflasi kelompok administered price.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh seluruh jajaran instansi yang tergabung dalam TPID Provinsi Jawa Timur maupun pihak swasta yang turut bersinergi dalam menjaga ketersediaan pasokan dan mengendalikan eskpektasi masyarakat.
Inflasi Jawa Timur di tahun 2017 diperkirakan berada dalam batas kisaran sasaran inflasi 4±1%. Namun demikian, TPID Provinsi Jawa Timur masih terus mewaspadai potensi risiko inflasi, terutama bersumber dari penyesuaian administered prices. Hal ini sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah. (JNR)