Hari Bhakti TNI AU ke-70 : Dua Peristiwa Penting Terjadi Pada Tanggal 29 Juli 1947

CB, Yogyakarta – Setelah 70 tahun berlalu, dua peristiwa penting terjadi pada tanggal 29 Juli 1947 yang selalu diperingati oleh seluruh prajurit TNI AU, yaitu jiwa patriotisme dengan menorehkan tinta emas perjuangan TNI Angkatan Udara kepada bangsa dan negara Indonesia, melalui keberhasilan dari serangan operasi udara pertama. Peristiwa kedua, yaitu duka cita yang mendalam, karena gugurnya putra putra terbaik bangsa dalam misi kemanusiaan.

Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. S.l.P., dalam sambutannya pada upacara peringatan Hari Bhakti TNI AU ke-70 di Lapangan Dirgantara Akademi Angkatan Udara, Jumat (29/7/2017). Mengatakan, Dari peristiwa tersebut, banyak nilai nilai kepahlawanan yang tidak pernah lekang oleh waktu, diantaranya semangat pengabdian yang tulus, rela berkorban untuk negara dan bangsa, serta tidak mudah menyerah, yang telah ditunjukan oleh para pelopor dan perintis TNI Angkatan Udara menjadikan bukti nyata dari jiwa ksatria, militan dan loyal kepada ibu pertiwi.

70 tahun peristiwa tersebut telah berlalu, sikap keteladanan yang telah ditunjukan oleh para pahlawan kusuma bangsa hendaknya terus tumbuh subur, sekaligus dapat dijadikan sebagai motivasi untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pelaksanaan tugas baktinya, kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui TNI Angkatan Udara.

Saat ini sedang diberikan amanah untuk menjalankan tugas sebagai penjaga dirgantara, dharma bakti apa yang bisa kita berikan kepada Negara dan bangsa? Harus kita sadari bahwa, medan perjuangan dan pengabdian telah berubah, tidak seperti para pendahulu kita, demikian juga dengan tantangan tugas yang harus dihadapi akan semakin berat dan kompleks, jelas Kasau.

Keterbatasan diberbagai bidangpun masih akan terus dihadapi. Kondisi tersebut mengharuskan untuk senantiasa melakukan inovatif, berfikir rasional dan bersinergi satu dengan yang lainnya, agar mampu mencari solusi terbaik disetiap hambatan yang dihadapi. Inovatif perlu dilakukan agar dapat lebih adaptif terhadap perkembangan jaman dan teknologi yang terus berkembang secara dinamis.

Berfikir rasional merupakan bagian penting dalam merencanakan suatu kegiatan, dengan melakukan perhitungan-perhitungan yang matang, sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien dengan menyetarakan antara kebutuhan ideal dengan kemampuan dari sumber daya yang dimiliki. Point penting lainya adalah, bersinergi antara satu dengan yang lain, hal tersebut mengandung arti bahwa, tidak ada satu orangpun yang lebih hebat, tidak ada satu kelompokpun yang lebih menonjol, yang ada adalah, we are the system, we are the unity and we are the Indonesian air force, ungkap Kasau.

Sejarah telah membuktikan bahwa, dengan pesawat cureng hasil rampasan dari Jepang, Angkatan Udara Republik Indonesia pada saat itu telah mampu menghancuran tangsi-tangsi militer Belanda di Ambarawa, Salatiga dan Semarang. Keberhasilan ini bukan karena kehebatan satu kelompok atau perorangan, melainkan hasil kerjasama seluruh crew yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

Sesungguhnya pesawat ini hanyalah sekedar alat, karena tanpa ada yang menggerakan, tanpa ada yang mengawaki tentu bukanlah apa-apa, tetapi karena bersinergi satu dengan yang lainnya, misipun berhasil dijalankan.  (Ertin Primawati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *