CB, (Kominfo) Kediri – Tidak semua orang diciptakan oleh Allah SWT dengan kondisi fisik ataupun mental yang sempurna, ada sebagian orang yang memiliki kekurangan, seperti tidak dapat mendengar, tidak dapat bicara, keterbelakangan mental dan lain sebagainya. Mereka dengan gangguan fisik dan mental disebut Disabilitas.
Disabilitas menurut UU No. 4 tahun1997 adalah seseorang yang termasuk kedalam penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental ataupun gabungan penyandang cacat fisik dan mental, dengan kata lain ketidak seimbangan interaksi antara kondisi biologis dan lingkungan social.
Hari ini Minggu (27/8/2017) telah digelar dengan meriah HUT Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri (PDKK) ke 4, juga memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 72 di Balai Desa Karangrejo Kecamatan Ngasem. Yang dihadiri sekitar 300 anggota PDKK termasuk undangan dari Bojonegoro yang difasilitasi Bus Pemda setempat, Lamongan, Nganjuk, Kota Kediri, Trenggalek, Tulungagung dan Blitar.
Dengan penuh semangat tanpa rasa minder mereka semua mampu menunjukan bahwa mereka bisa berguna dan bermanfaat bagi orang lain, Negara, Bangsa juga Agama walaupun mereka banyak kekurangan, bagaimana dengan kita yang diciptakan sempurna?.
Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Plt. Camat Ngasem Mohamad Nizam Subekhi, S.Sos. MM, didampingi Camat Grogol Moch. Imron, S.Sos, MM, Camat Ngadiluwih Agus Cahyono, S.Sos, Muspika Kecamatan Ngasem, Bakesbangpol, Dinas Sosial dan Kepala Desa Se Kecamatan Ngasem menyambut dengan hangat para Disabilitas.
Dalam sambutannya Plt. Camat Ngasem Mohamad Nizam Subekhi, S.Sos. menyampaikan permohonan maaf karena Ibu Bupati dr.Hj.Haryanti Sutrisno tidak bisa hadir karena ada kegiatan lain dan ucapan terimakasih kepada panitia penyelenggara serta ucapan selamat datang di Kabupaten Kediri bagi peserta Disabilitas dari luar Kabupaten Kediri.
Dengan penuh keyakinan dan selalu bersyukur kepada Allah SWT, Insya Allah kita selalu diberikan nikmat oleh Allah dan kita akan menjadi manusia yang berguna terutama untuk yang hadir pada hari ini, semuanya adalah mahluk Allah yang paling dicintai, dan ucapan selamat Ulang Tahun untuk PDKK yang ke 4.
Semakin tambah usia semakin jaya, dan semua anggotanya bisa sukses dan salam kemerdekaan untuk semuanya dan untuk Bangsa kita Indonesia yang ke 72, mudah-mudahan kita semua menyemangati semangat perjuangan dari para pahlawan kita “Merdeka, Merdeka, Merdeka”. pekik Nizam penuh semangat.
Ketua Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri Umi Salamah, wanita muda berasal dari Desa Branggahan Kecamatan Ngadiluwih mampu menghimpun para Disabilitas untuk bergabung awalnya sekitar usia 2 tahun Umi mengidap penyakit Polio, dengan rasa percaya diri dan keyakinan selalu memberikan motivasi dan dukungan atau support kepada sesama Disabilitas.
Dalam sambutannya menyampaikan bahwa kami penyandang Disabilitas, menyadari bahwa perjuangan kami adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan Bangsa Indonesia. Walaupun sebagian besar penyandang Disabilitas di Kabupaten Kediri dalam kondisi rentan, terbelakang dan miskin.
Hal ini disebabkan masih adanya pembatasan, hambatan, kesulitan dan pengurangan atau penghilangan hak Penyandang Disabilitas untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri dan tanpa diskriminasi, diperlukan kerjasama semua pihak dan Pemerintah guna tercapainya masyarakat adil dan makmur. Jelas Umi.
PDKK didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun, mempersatukan dan memperdayakan, para penyandang Disabilitas, memupuk rasa kekeluargaan dan tali silaturahmi, mengusahakan terwujudnya kesejahteraan baik lahir maupun batin serta mengupayakan terlaksananya PP dan UU No.8 Tahun 2016 tentang penyandang Disabilitas. harapnya
Acara dilanjut dengan pengucapan Deklarasi untuk mengubah nama Himpunan Disabilitas Kabupaten Kediri menjadi Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri (PDKK) dengan ditandai Pemotongan Tumpeng oleh Camat Ngasem dan diberikan kepada Umi Salamah selaku Ketua PDKK.
Yang lebih menarik dari acara ini para Penyandang Disabilitas mampu menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dengan Hikmat dan penuh semangat terutama bagi yang Tuna rungu dan tuna wicara mereka menggunakan tangan sebagai Bahasa isyarat. “Kebersamaan itu indah saat dijalani dan indah saat kenangannya di ingat”. (Ertin Primawati)