Mengandeng Intiland, Kampung Sawoeng Identifikasi 69 Pohon di Surabaya

CB-Surabaya , Pada tanggal  21 November selalu diperingati  Hari Pohon sedunia. Menanam pohon merupakan kewajiban bersama untuk mengingatkan kembali pentingnya peran dan fungsi pohon bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.

Momentum ini dimanfaatkan aktivis pecinta lingkungan dari Komunitas Kampung Sawoeng Surabaya. Mereka melakukan gerakan aksi menanam pohon dengan melibatkan masyarakat beserta anak-anak sekolah dasar. Dengan mengandeng pengembang PT.Intiland, menanam pohon asli Surabaya , di THP Kenjeran , Surabaya , Minggu 17 Desember 2017.

Aksi tanam pohon ini bukan sembarangan. Pasalnya, pohon yang ditanam merupakan jenis-jenis tanaman sesuai nama-nama jalan di Surabaya. Mereka menyebutnya tanaman toponimi (nama tempat).

Dikenal kota Pahlawan, Surabaya memiliki banyak sejarah panjang terkait toponimi. Seperti nama Jalan Embong Sawo, kenapa dinamai Embong Sawo? Apakah karena jaman dahulu tempat tersebut dipenuhi pepohonan sawo. Ada pula Jalan Embong Gayam (tanaman gayam), Jalan Cempedak (tanaman cempedak atau nangka beruit), Jalan Cendana (tanaman cendana), Jalan Kenongo (tanaman kenanga, Jalan Gadel (tanaman bratawali atau daun gadel), Jalan Juwet (tanaman juwet, jambalang atau jambu keling) dan masih banyak lagi.

Dengan kata lain, nama-nama unsur geografi bukan hanya sekedar nama, tetapi di belakang nama tersebut adalah sejarah yang panjang dari pemukiman manusia.

Dari nama-nama geografik ini dapat dilacak perjalanan panjang bangsa ini. Pasalnya, bila para ahli sepakat menamai suatu jalan atau daerah, maka hal ini tidak sepele, dan terus bergulir terus tiap tahunnya dalam wacana diskusi para ahli geografi dan ilmu-ilmu terkait lainnya.

Untuk mengetahui sejarah toponomi di Surabaya, juga harus mendengarkan pendapat dan paparan ilmiah dari ahli sejarah, ahli bahasa, ahli sosiologi, dan bila dibutuhkan, para sesepuh daerah.

Nah, dengan menggelar aksi tanam pohon sekolah berdasarkan toponimi ini, Komunitas Kampoeng Sawoeng selain ingin mengenalkan aktivitas menanam, juga memberi edukasi kesejarahan pada anak-anak dan tentunya masyarakat yang belum paham jenis-jenis tanaman toponimi.

“Banyak dari kita tidak paham dan baru ngeh, nama-nama jalan di Surabaya sebetulnya dibuat berdasarkan nama tanaman. Tanaman ini memiliki kesejarahan nama-nama, yang selanjutnya kami sebut sebagai Pohon Surabaya,” kata Atik koordinator Komunitas Kampung Sawoeng.

Menurutnya, sejauh ini Kampoeng Sawoeng sudah mengidentifikasi kurang lebih 69 pohon Surabaya yang merupakan tanaman identik dari nama suatu daerah atau jalan di Surabaya.

Yang menjadi keprihatinan Kampoeng Sawoeng adalah bahwa pohon-pohon toponimi di Surabaya ini semakin berkurang jumlahnya, bahkan bisa jadi sudah tidak ada lagi di daerah tersebut.

“Karena itu kita perlu mengadakan upaya-upaya pelestarian agar pohon toponimi Surabaya ini tetap ada. Kampoeng Sawong percaya bahwa setiap pohon Surabaya mempunyai cerita sendiri terhadap penamaan-penamaan dari suatu daerah ataupun jalan di Surabaya. Karena itu kami menamai gerakan ini sebagai aksi ‘Anak Surabaya Menanam Pohonnya’. Selain memberi pengetahuan dan ketrampilan tentang menanam, anak-anak juga dilibatkan dalam upaya-upaya pelestarian pohon Surabaya,” terangnya.

Dalam menginisiasi tersebut, Komunitas Kampung Sawoeng menggandeng PT Intiland Surabaya yang peduli dengan lingkungan hidup. Tidak hanya itu, komunitas ini juga melibatkan pemerintah kota (Pemkot) Surabaya dalam menyukseskan kegiatan menanam pohon. Dan yang terpenting adalah melibatkan anak-anak SD.

“Selama ini kami sudah menggelar kegiatan workshop secara berkala di dua tempat, yakni SDN Wiyung I dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) H Nyai Asyafiah. Kegiatan ‘Anak Surabaya Menanam Pohonnya’ ini diikuti anak kelas 4 dan 5 SD selepas sekolah. Pada kegiatan ini anak dikenalkan dengan aktivitas menanam. Tentang apa yang ditanam, bagaimana menanam dan bagaimana merawatnya. Selain mengenalkan tanaman toponimi, kami juga mengenalkan berbagai jenis tanaman toga. Kami juga mengajarkan mereka cara membatik menggunakan tanaman toga. Selain itu, kami beri pelatihan dan ketrampilan bagaimana memanfaatkan limbah menjadi pot bunga, seperti botol plastik dan bambu,” urai Atik.

Sementara itu menurut mentor Candra Triwahyudi dari Komunitas Kampoeng Sawoeng, dengan program ‘Anak Surabaya Menanam Pohonnya’ ini, dapat mengajak anak-anak untuk mengenal Surabaya lewat pohonnya. Harapannya, anak-anak dapat meningkatkan rasa kebanggaan sebagai anak Surabaya.

“Banyak dari anak Surabaya tidak mengenal pohonnya. Padahal pohon itu ada di sekeliling mereka. Belum lagi pohon toponimi yang kini semakin langka. Karena itu kami ingin anak-anak Surabaya turut berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungannya,” tutur Candra.

Dalam kegiatan sekolah ini, terang Candra, dibagi menjadi dua aktivitas utama, antara lain workshop yang dimulai pada 21 Oktober hingga 25 November 2017 dan publicity stunt (aksi tanam dan ajang kreatifitas anak) pada 17 Desember 2017. Sampai dengan saat ini aktivitas yang sudah dilakukan antara lain, Kampoeng Sawoeng sudah mengajarkan anak-anak diajarkan mengenal macam-macam media tanam dan jenis sayuran. Serta praktek menanam sayuran dengan menggunakan tanah sebagai media tanamnya.

Dengan workshop ini, lanjut Candra, pihaknya tidak hanya mengenalkan pada anak bagaimana jenis-jenis tanaman dan cara menanam, melainkan juga membekali mereka dengan berbagai macam ketrampilan.

“Anak-anak dibekali kemampuan untuk berkreasi. Seperti memanfaatkan limbah botol plastik yang disulap menjadi sebuah karya yang indah. Ini mengajarkan anak bahwa menanam juga mempunyai manfaat nilai artistik untuk mempercantik dan memperindah ruangan. Selain itu, ada nilai ekonomis yang berguna bagi mereka ke depannya,” terangnya.

Setelah serangkaian workshop tersebut, anak akan diajak untuk aksi tanam pohon Surabaya dan ajang kreativitas anak (publicity stunt). Puncak kegiatan pohon sekolah dilakukan di THP  Kenjeran terse3but

Direktur Human Capital PT.Intilan, Anita Dwi Kurnia  , mengatakan , pihaknya  telah menanm hampir 700 jenis  tanaman di Surabaya dan sekitarnya . Bahkan ke depan  kami siap menanam 1000 pohon.  Untuk jenis  – jenis tanaman  langkah, kami telah  mengoleksi hampir 400 jenis . Dari pembibitan hingga menjadi pohon,”terang Anita, panggilannya.

Harapannya dengan kegiatan “Anak Surabaya tanam pohonnya” pemerintah kota Surabaya  bisa tahu  bahwa banyak  tanaan langkah di Surabaya yang perlu  dilestarikan .” kami berharap  pemerintah membuat lembaga konservasi pelestarian tanaman langkah di Surabaya . Tujuannya agar Surabaya tidak kehilangan identitasnya. Sebab banyak tanaman toponimi yanga mulai dilupakan atau sulit dikenal  oleh masyarakat,” pungkas Anita.

Hadir dalam aksi penanaman pohon tersebut, jajaran kepala dinas Surabaya, Camat Bulak, satpol dan mentor Kampoeng Sawoeng. (Ful)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *