CB, Mojokerto – Komisi IV DPRD Kabupaten Mojokerto melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi terkait Pengendalian Penduduk Sektor Keluarga Berencana ke kantor DPRD Kota Madiun Provinsi Jawa Timur, Selasa (10/5/2022).
Rombongan Komisi IV DPRD Kabupaten Mojokerto yang dipimpin H. Ismail Pribadi, S.E. diterima oleh perwakilan dari sekretariat DPRD Kota Madiun dan perwakilan dari BP2KBP2 Kota Madiun.
H. Ismail Pribadi, S.E. menyampaikan, mengapa harus melakukan Rapat Kordinasi dengan kota Madiun, pasalnya di Kota Madiun angka pengendalian penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB) sudah bisa untuk menekan angka laju pertumbuhan penduduk, bahkan angka kasus stunting di Kota Madiun juga cukup terkendali, saat ini angka stunting di Kota Madiun hanya 7,74% atau di bawah jauh angka stunting yang ditargetkan pemerintah pusat,” ujarnya.
Sementara Kasubag Humas Kota Madiun Laili menjelaskan, meski cukup terkendali, Walikota Madiun meminta supaya angka pengendalian penduduk melalui KB dan temuan kasus stunting untuk ditekan lagi. Sehingga kelahiran dan pertumbuhan anak di Kota Madiun semakin baik dan sehat. Program KB dan stunting kita sudah bagus pengendaliannya. Kita juga berhasil menekan sampai di urutan terendah kedua di Jawa Timur, setelah Kabupaten Mojokerto.
Angka stunting di Kota Madiun saat ini 7,74%. Untuk upaya pengendalian penduduk melalui program KB dan penurunan angka stunting ini wajib dilakukan secara continuos. Angka kelahiran kita semakin turun, karena kelahiran yang semakin sedikit ini, setiap kelahiran harus berkualitas. Kalau bisa jangan ada yang stunting, jelasnya.
Pemkot Madiun juga menyoroti persoalan Angka Harapan Hidup (AHH) yang sudah cukup tinggi yaitu di angka 72,41 tahun. Ini berarti setiap kelahiran di kota Madiun memiliki harapan hidup sampai usia 72 tahun.
AHH kita masuk sepuluh besar di Jatim. Saya berharap AHH di Madiun bisa masuk lima besar bahkan tiga besar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah anak stunting.
Selama ini, Pemkot telah melakukan berbagai upaya seperti intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Stunting dan AHH ini kan memang ada pengaruh dari lingkungan dan lainnya,” pungkasnya. (Adv)