Dinkes Tulungagung Bakal Lakukan Penanganan Serius Soal Naiknya Kasus HIV dan Aids

CB, TULUNGAGUNG -Hasil temuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tulungagung pada Agustus 2023, kini di Kota Marmer kembali didapati kasus baru, yakni berkisar 242 temuan. Dan, dari hasil temuan itu, kini total kasus dari Tahun 2006 hingga 2023 tembus angka 3.623 kasus.

Hal tersebut yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung dr. Kasil Rohkmad melalui Pengelola Program HIV IMS Dinkes Tulungagung Candra Idawati. Dari hasil temuan tersebut, ia mensinyalir jumlah itu akan terus meningkat, apabila tidak segera adanya penanggulangan serius. Selama ini, menurutnya, pengetahuan tentang penularan dan pencegahan HIV/AIDS sudah disebarluaskan ke masyarakat melalui berbagai sosial media.

Namun demikian, kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia masih rendah. “Stigma dan diskriminasi di masyarakat masih terjadi, sehingga menghambat upaya pencegahan, pelayanan perawatan, dan dukungan terkait dengan penanggulangan HIV dan AIDS, ” jelas Idawati saat dikonfirmasi wartawan.

Menurut Idawati, untuk mendapat hasil yang optimal dalam penanggulangan HIV/ AIDS ini, seluruh komponen masyarakat perlu peduli, aktif dan konsisten memberikan kontribusi nyata sesuai kemampuan masing-masing untuk menanggulangi epidemi HIV dan AIDS di Indonesia.

Ia juga menjelaskan bahwa HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

Sehingga, apabila HIV tak segera ditangani maka akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Mengingat penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

“Perlu diketahui, bahwa HIV adalah penyakit seumur hidup, disebabkan virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita,” katanya.

Sedangkan gejala HIV dan AIDS, tambahnya, kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.

“Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak,” bebernya.

Untuk penyakit HIV dan AIDS Ini sendiri, imbuhnya, disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, maka HIV dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS.

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.

Dan perlu diketahui, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan diantaranya adalah berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman, menggunakan jarum suntik bersama-sama, dan melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup.

“Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya, ” Tambahnya.

Sedangkan untuk pengobatan HIV dan AIDS, yakni penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.(Hsu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *