Dinkes Tulungagung Torehkan Prestasi dan Bakal Wakili Indonesia Dalam FKSD di Korsel 

CB, TULUNGAGUNG – Kabupaten Tulungagung kini tak bisa dipandang dengan sebelah mata oleh kabupaten/kota lainnya. Terbukti, belum lama ini Tulungagung telah menorehkan prestasi dan terpilih sebagai kabupaten dan kota percontohan Smart Healthy City oleh Kementerian Kesehatan bersama 3 kota/kabupaten yang lain dan dua di antaranya dari Jawa Timur, yakni Surabaya dan Tulungagung.

Dan, keempat daerah yang dipilih Kemenkes itu nantinya juga bakal menjadi wakil dalam Forum Kota Sehat Dunia (FKSD) yang bakal digelar di Korea Selatan (Korsel). Dengan begitu, Kabupaten Tulungagung dipastikan bakal mewakili  Indonesia di kancah internasional dalam FKSD.

Dalam hal tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr. Kasil Rokhmat mengatakan, bahwa 4 kabupaten/kota terpilih tersebut adalah Kota Surabaya, Kota Bogor, Tulungagung, dan Sumedang.

“Empat kabupaten/kota ini sudah punya keunggulan masing-masing. Diharapkan menjadi model atau percontohan kota sehat,” kata Kasil Rokhmat, Senin (18/09).

Keunggulan dan inovasi dari setiap daerah itu akan dirangkum Kemenkes guna mendapatkan formula yang tepat dalam mewujudkan kota sehat di daerah lain di Indonesia.

“Makanya kali ini Kemenkes mengajak perwakilan keempat kota ini keliling ke masing-masing daerah untuk melihat keunggulan itu,” ujarnya.

Dari hasil kunjungan tersebut Dinkes Tulungagung mendapatkan sejumlah sistem menarik yang layak untuk direplikasi.
IT bidang kesehatan di Tulungagung, kemudian tata IT pemda di Sumedang dan Surabaya dan penguatan kota sehat secara getol oleh kepala daerah di Bogor.

Kasil menambahkan rangkuman inovasi dari 4 kabupaten/kota sehat itu akan dibawa Menkes Budi Gunadi Sadikin di Forum Kota Sehat Dunia di Korea Selatan.

“Jadi Pak Menkes nanti akan mempresentasikan kota sehat ini di Forum Kota Sehat Dunia,” jelas dr Kasil.

Dalam sistem berbasis teknologi dan informasi itu pihaknya menerapkan satu data untuk layanan kesehatan.
Jadi Sikesta ini adalah pusat data dan informasi kesehatan, di dalamnya termasuk ada PSC RSUD dr Iskak ini.

Melalui Sikesta, seluruh sistem layanan kesehatan di Tulungagung telah terintegrasi di satu data. Dengan teknologi itu masing-masing pemberi layanan kesehatan lebih mudah memantau pasien.

“Tujuan sistem ini agar kami tidak terputus dengan pemberi pelayanan. Contohnya kalau ada orang stroke dirawat di RSUD dr Iskak, dulu orang puskesmas yang punya wilayah nggak tahu, sekarang langsung nyambung ke perawat desa,” jelas dokter Kasil.

Dinkes Tulungagung berharap sistem itu akan mempermudah masing-masing layanan kesehatan dalam melakukan pemantauan terhadap masyarakat maupun pasiennya.

“Misalkan terhadap warga yang memiliki riwayat hipertensi, yankes sudah tahu, ini akan memudahkan untuk memberi edukasi atau layanan,” ungkapnya.(Hsu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *