CB, TULUNGAGUNG-Sejak kemarin (Selasa 14 Mei 2024, red) Pesulap Merah yang memiliki nama asli Marcel Radhival, hijrah di Tulungagung. Tentu, kedatangan pesulap yang membuat ‘dukun santet’ ketar-ketir ini membuat heboh warga masyarakat Kota Marmer.
Dan, saat akan ngopi di Cafe Sultan (tempat pesulap merah menginap, red), tiba-tiba Didik Ginarto Yekti (DGY) ini dikagetkan Pesulap Merah saat sedang duduk disebuah tempat bareng temannya di cafe tersebut. Karuan saja, DGY yang juga Kepala Desa Tunggulsari inipun langsung bergabung dengan pesulap idolanya itu.
“Syukur Alhamdulillah bang Marcel bisa datang ke Tulungagung dan semoga kedatangan bang Marcel bisa membawa keberkahan untuk Tulungagung,” kata DGY saat ditemui para wartawan yang saat itu sedang wawancara dengan Pesulap Merah, Rabu (15/05) sore.
Karena, menurut DGY, mengingat tempat-tempat wisata di Tulungagung ini memiliki panorama alam yang indah, sehingga hal ini bisa menambah wisatawan dari berbagai wilayah datang di Tulungagung. Disisi lain, pertemuan dengan Marcel bagi DGY merupakan diskusi dua arah, yakni bisa saling mengenali satu dan lainnya.
Tentu, tambah pria yang diyakini banyak orang mendapat rekom Bacawabup Tulungagung dari PDI Perjuangan, ingin lebih dekat dan belajar bagaimana membuat konten yang menarik dan mampu mendongkrak wisata dan ekonomi kreatif.
Sehingga, menurut DGY, hal ini bakal menarik inovasi yang melibatkan kaum muda akan mendorong pasar wisata, kuliner, mengenal seni dan budaya serta mendorong berbagai kreativitas lain yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat Tulungagung.
Merasa senang dengan kedatangan Pesulap Merah, DGY yang juga digadang-gadang masyarakat untuk menjadi pemimpin di Tulungagung, mengucapkan rasa terima kasihnya pada pesulap yang pernah berselisih dengan Gus Syamsudin Jadab, Blitar. Iapun berkelakar, dengan kedatangan Pesulap Merah ini bisa menjadi sebagai tanda bagus untuk memerahkan Tulungagung.
“Bisa jadi karena saya suka merah, lalu Pesulap Merah menjadi tanda akan membuat Tulungagung menjadi merah. Dan utama bagi kaum muda yang ngefans dengan bang Marcel tambah lebih semangat dan semoga pula Tulungagung semakin lebih maju dan dikenal banyak wisatawan,” ungkapnya.
Sementara itu, kedatangan Pesulap dengan nama asli Marcel Radhival, mengaku penasaran dengan nama besar Tulungagung yang ia sebut punya potensi yang besar. Iapun cerita, dari penuturan temannya asal Banyuwangi, terkait santet dikatakan Marcel, justru Tulungagung dikenal lebih tua. Dari informasi inilah ia kemudian semakin penasaran dan bertekad akan menggali lebih dalam terkait santet atau di Tulungagung dikenal dengan nama tenung atau jengges.
“Kita akan menggali cerita atau keyakinan tentang santet Tulungagung ini,” kata Marcel seraya mengatakan kalau dirinya juga tertarik dengan potensi lain seperti wisata, seni budaya dan berbagai kekhasan tentang Tulungagung.
Menemui tokoh masyarakat Tulungagung yang terkenal, Didik Girnoto Yekti atau DGY, Pesulap Merah mengulik tentang potensi-potensi ini. Saat bertemu, DGY yang ternyata kenal cukup lama dengan Marcel, begitu akrab dan ngobrol asyik.
“Salah satu yang saya temui adalah beliau (DGY), kita ingin ngobrol dan menggali lebih dalam tentang Tulungagung, yang ternyata punya potensi yang begitu bagus dan luar biasa,” ujarnya.
Saat ditanya keindahan alam di pantai selatan, iapun menyampaikan hal ini sangat penting untuk di perkenalkan lebih luas agar mendorong perputaran ekonomi dari sektor wisata. Apalagi, tentang Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung yang dikenal punya view paling indah antara tebing dan lautan ini harus lebih di ekpose ke publik.
“Potensi wisata yang indah itu memang harus lebih dikenalkan melalui media sosial, tentunya juga tentang seni dan budaya,” jelas Marcel yang rencananya di Tulungagung hingga besuk malam (Kamis 16/05, red).
Keunikan yang dimiliki juga sangat penting dipublikasikan dengan dukungan pemerintah daerah setempat. Untuk itu, Pesulap Merah setuju jika pemimpin di suatu daerah adalah orang-orang yang kreatif dan dekat dengan anak-anak muda seperti milenial dan gen Z.(Hsu)