Diduga Akibat Bara Tungku, Kebakaran Hanguskan Kandang Ayam di Sutojayan

CB Blitar – Kebakaran melanda sebuah ruangan berukuran 6×4 meter yang terbuat dari kayu dengan atap esbes di Dusun Klampok, Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, pada Jumat (14/2/2025) malam. Ruangan tersebut digunakan untuk berteduh ayam peliharaan dan terdapat tungku tradisional di dalamnya.

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 20.00 WIB dan pertama kali diketahui oleh pemilik ruangan, Katiyem (69), seorang buruh tani yang tinggal di lokasi kejadian. Ia melihat api sudah membakar atap ruangan dan mengeluarkan kepulan asap tebal.

Menurut keterangan Katiyem, sebelum kebakaran terjadi, ia menggunakan tungku tradisional untuk merebus jagung sejak siang hari sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah selesai memasak, tungku tersebut masih menyisakan bara api yang dibiarkan menyala agar jagung tetap hangat.

Diduga, api dari tungku menyambar benda-benda mudah terbakar di sekitarnya, seperti kayu bakar dan plastik yang biasa digunakan untuk menyalakan api. Hal ini menjadi penyebab utama kebakaran yang akhirnya merambat ke seluruh ruangan.

Saat menyadari kebakaran, Katiyem berteriak meminta pertolongan. Anak-anaknya, Yuni Solekah (29) dan Wiwik Indrayani (37), yang tinggal di sekitar rumah langsung datang membantu bersama tetangga lainnya.

Seorang warga, Fizal Taufik Alfriansyah (25), turut berperan dalam upaya pemadaman. Bersama warga sekitar, ia menggunakan selang air dan ember untuk mencoba mengendalikan api sebelum bantuan datang.

Api baru bisa dipadamkan setelah sekitar satu jam dengan bantuan petugas pemadam kebakaran dari Kabupaten Blitar yang datang dengan dua unit mobil pemadam. Petugas kepolisian juga segera mendatangi lokasi untuk memastikan situasi terkendali.

Kapolsek Lodoyo Timur, AKP Nur Wasis, S.H., M.H., mengatakan bahwa dalam insiden ini tidak ada korban jiwa. Namun, kerugian materiil ditaksir mencapai Rp5 juta akibat kerusakan pada atap dan kandang ayam yang terbakar.

“Api menghanguskan atap ruangan dan rak tempat ayam yang terbuat dari kayu. Beberapa ayam kalkun peliharaan juga ikut terbakar dalam kejadian ini,” jelas AKP Nur Wasis.

Pihak kepolisian dan petugas pemadam kebakaran masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kebakaran. Namun, dugaan awal menunjukkan bahwa bara api yang ditinggalkan di tungku menjadi pemicu utama kebakaran.

Warga sekitar sempat panik karena api sempat membesar dan dikhawatirkan merambat ke bangunan lain di sekitar lokasi kejadian. Beruntung, api dapat dikendalikan sebelum menimbulkan kerusakan lebih luas.

Perangkat Desa Pandanarum bersama petugas PLN Sutojayan juga turun ke lokasi untuk memastikan keamanan jaringan listrik di sekitar titik kebakaran agar tidak menimbulkan risiko lanjutan.

Menurut saksi mata, kebakaran ini menjadi pelajaran bagi warga agar lebih berhati-hati saat menggunakan tungku tradisional, terutama dengan bahan bakar kayu yang mudah terbakar.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk selalu memastikan api benar-benar padam sebelum meninggalkan tungku atau sumber panas lainnya guna mencegah kejadian serupa.

Pihak kepolisian mengapresiasi respon cepat warga dalam membantu pemadaman api sebelum petugas pemadam kebakaran tiba. Kerja sama ini dinilai penting untuk mengurangi dampak yang lebih besar dari kebakaran.

Ke depan, aparat desa akan mengadakan sosialisasi mengenai keamanan penggunaan tungku tradisional dan langkah-langkah pencegahan kebakaran di permukiman warga.

Dengan adanya insiden ini, warga diharapkan lebih waspada dan sigap dalam menangani potensi kebakaran agar tidak terjadi kejadian serupa di masa mendatang.(Pram/Hms reskab)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *