Tak Terima Kotanya Diinjak, Ribuan Warga Deklarasi “Jaga Indonesia, Jogo Tulungagung”

CB, Tulungagung – Menjelang aksi unjuk rasa yang direncanakan pada 4 September 2025, ribuan elemen masyarakat dari lintas perguruan silat, ojek online (ojol), kepala desa, hingga Forkopimda Tulungagung mengikuti deklarasi damai bertajuk “Jaga Indonesia, Jogo Tulungagung” di halaman Pemkab Tulungagung, Selasa (2/9/2025).

Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberi ruang bagi oknum atau provokator yang mencoba menunggangi aksi masyarakat hingga berujung kerusuhan, apalagi sampai penjarahan.

“Dari analisa kejadian di Kediri dan Blitar, kerusuhan yang terjadi bukan lagi penyampaian pendapat, tapi ulah provokator. Bahkan dilakukan malam hari, tanpa korlap, tanpa penanggung jawab, dan tanpa tuntutan yang jelas. Itu murni tindakan anarkis,” tegas Kapolres saat Apel Kebangsaan.

Kapolres menyampaikan bahwa warga Tulungagung menunjukkan sikap berbeda. Mereka mendukung kebebasan menyampaikan aspirasi, namun menolak segala bentuk anarkisme.

“Kami tetap menghormati hak masyarakat menyampaikan aspirasi. Tapi jangan sampai terprovokasi. Jika ada tindakan anarkis, apalagi penjarahan, kami akan tindak tegas sesuai hukum,” tegas AKBP Taat.

Kapolres juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ajakan-ajakan provokatif, baik secara langsung maupun di media sosial. Ia menyoroti adanya upaya penyusupan yang menyasar pelajar SMP dan SMA.

“Kalau ada ajakan melanggar hukum, katakan tegas: Tidak! Orang tua harus awasi anak-anaknya. Di banyak kota besar, pelajar kerap dijadikan tameng oleh oknum tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

Terkait potensi aksi pada 4 September, Polres Tulungagung memastikan seluruh personel siap siaga. Bantuan dari Brimob juga akan diturunkan untuk memperkuat pengamanan.

“Kami siap total. Jangan coba-coba buat kerusuhan. Tulungagung bukan tempat untuk main-main atau diinjak-injak,” katanya dengan tegas.

Meski demikian, Kapolres menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang aksi damai selama sesuai dengan aturan hukum.

“Menyampaikan pendapat adalah hak warga negara. Tapi jika disertai perusakan atau penjarahan, akan kami tindak tegas tanpa kompromi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Banjarejo Rejotangan, Zainuddin Jawair, menilai bahwa belakangan ini aksi demonstrasi di sejumlah daerah telah keluar dari batas kewajaran.

“Aspirasi boleh, tapi harus disampaikan dengan damai dan tanggung jawab,” kata Zainuddin.

Sebagai bentuk dukungan terhadap kondusivitas, Pemdes Banjarejo telah menggelar rakor desa dengan slogan: “Aspirasi Yes, Anarkis No”.

“Kami prihatin, dan berharap Tulungagung tetap aman serta kondusif pada 4 September nanti,” tutup Zainuddin, diamini oleh para kepala desa lainnya saat mengikuti deklarasi aksi damai.(rul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *