CB, KOMSOS – Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo terus berupaya untuk menggalakkan program unggulan XVI/Pattimura yaitu program emas biru dan emas hijau. Salah satunya dengan cara meningkatkan budidaya tanaman yang ada di Maluku baik tanaman keras maupun buah-buahan khususnya tanaman langka yang hampir punah dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satunya, adalah pohon Torem yang merupakan pohon endemik Pulau Yamdena, Tanimbar, Maluku Tenggara. Mengingat harganya yang mencapai Rp 3,5 juta/meter kubik, pohon Torem banyak diincar oleh pembalak liar dan lambat laun pohon tersebut bisa punah bila tidak dibudidayakan.
Tidak hanya di kepulauan Yanmdena, Tanimbar, pohon Torem (Manilkara kanosiensis) juga tumbuh di Negara Brazil yang konon katanya pohon ini tidak bisa dibudidayakan. Pohon Torem dapat tumbuh di ketinggian 100 s.d 400 m, dapat tumbuh baik di tempat basah, kering, pasir, tanah dan hal ini yang menyebabkan pohon Torem hanya bisa tumbuh di Maluku Tenggara khususnya di Pulau Yamdena.
Pohon ini termasuk famili sapotaseae, sub ordo sapotinae, ordo ebenales yang merupakan salah satu famili dari suku sapotales (Engler, 1964). Sedangkan ciri-ciri kayu Torem memiliki struktur keras berwarna coklat kuning, coklat merah sampai coklat ungu. bagian gubal berwarna coklat muda atau merah muda pucat, struktur kayu polos atau bergaris warna gelap dan terang bergantian, mempunyai kontur halus sampai sangat halus, arah serat lurus agak bergelombang sampai sedikit berpadu dan permukaan kayu licin mengkilap serta termasuk jenis kayu keras, berat jenis rata-rata 1,03 (0,97-1,06) dengan kelas awet 1 dan kelas kuat 1.
Adannya pendapat yang berkembang, pohon Torem tidak bisa dibudidayakan oleh manusia tetapi hanya bisa dikembangbiakan oleh alam dapat digugurkan.
Adalah anggota Kodim 1507/Saumlaki, Prajurit Kepala Hajima yang berhasil menemukan cara pembudidayaan pohon Torem. Ide ini muncul pada tahun 2016, dirinya bersama anggota Kodim 1507/Saumlaki lainnya mengambil data dari berbagai sumber baik di khususnya Dinas Kehutanan Kabupaten, akademisi dan masyarakat Kepulauan Yamdena guna membudidayakan tanaman yang kayunya tidak termakan rayap dan tahan lama hingga ratusan tahun ini, melalui pembudidayaan dengan biji dan kultur jaringan.
Diawali melalui penelitian dan percobaan, mengumpulkan biji Torem masak dari hutan, biji yang sudah dipilih lalu direndam dengan Hormon (NA) selama 2 hari sampai penyemaian dengan plastik tertutup guna menghindari jamur dan bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan biji tersebut.
Proses selanjutnya penanaman bibit semaian pohon Torem tersebut diletakkan pada ruangan ber AC yang bersuhu 28°C tidak boleh kurang atau lebih dari 28°C karena akan mengakibatkan pembusukan dan kekeringan. Selama 2 minggu bibit diletakkan hingga tumbuh tunas daun sebanyak 2-3 lembar.
Setelah itu dipindahkan di media polibek yang berisikan media tanah yang hanya berasal dari tanah di kepulauan Yamdena. Sampai saat ini, metode pembudidayaantersebut mencapai prosentasi 90% s/d 100%.
Sebagai bukti, pada percobaan periode 2016, Pohon Torem berhasil dibudidayakan dan ditanam sebanyak 2.000 pohon. Pohon Torem biasanya berbunga pada bulan Januari dan buahnya masak pada bulan Oktober sehingga pembibitannya dapat dilaksanakansekitar bulan Oktober.
Pangdam XVI/Pattimura sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Kodim 1507/Saumlaki yang telah berhasil membudidayakan pohon tersebut dan akan memberikan penghargaan kepada Praka Hajima karena bukan hanya berhasil mengimplementasi program emas hijau, tetapi mereka juga telah berupaya melestarikan lingkunga. (Ertin Primawati)