CB, SURABAYA – Terkait perubahan nama Jalan Dinoyo dan Gunungsari, Panitia Khusus Perubahan Dua Nama Jalan di Surabaya melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Jalan Gunungsari dan Dinoyo, Senin (25/08/2018). Sidak tersebut ikuti seluruh anggota Pansus yang berasal dari Komisi D DPRD Kota Surabaya, pihak Pemkot, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sebelumnya, perubahan dua nama jalan di Surabaya atas permintaan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dengan tujuan harmonisasi Jawa-Sunda.
Ketua Pansus Perubahan Dua Nama Jalan, Fatchul Muid mengatakan, sepanjang Pemkot Surabaya melakukan kesiapan perubahan nama jalan dengan baik mungkin saja tidak ada masalah, tapi masalah sejarah ini yang sepertinya menjadi perhatian khusus.
“Kalau masalah hasil perubahan belum, tapi kita cek jalan Gunungsari dan Dinoyo dengan sidak ini.”Ujarnya kepada wartawan, di Jalan Gunungsari, Senin (25/06/2018).
Ia menjelaskan, rencana perubahan dua jalan tersebut tentunya ini masih proses, masih dilakukan diskusi, masih melihat masukan dari masyarakat. Yang terpenting, tambah Fatchul Muid, perubahan nama jalan jangan sampai menghilangkan histori jalan tersebut. Dan yang Kedua adalah, bagaimana dampak dari administratifnya.
“Terutama masalah domisili, KTP, dan lain sebagainya. Ini yang harus diperhatikan oleh Pemkot.”tegas Politisi Nasdem Surabaya tersebut.
Lebih lanjut Fatchul Muid mengatakan, jalan Gunungsari yang akan dirubah namanya menjadi Jalan Prabu Siliwangi total panjangnya dua kilo meter, sedangkan Jalan Dinoyo yang akan diganti menjadi Jalan Pasundan, total panjangnya hanya 300 meter.
Saat ditanya berapa KK warga atas dampak perubahan nama jalan tersebut, Fatchul mengatakan, jika di Jalan Gunungsari ada 200 KK, dan di Jalan Dinoyo ada 80 KK. Jika perubahan nama jalan tersebut terealisasi maka identitas warga baik KK, KTP, SIM, dan alamat tempat tinggal nanti akan diurus langsung oleh Pemprov Jatim. “Perubahan nama ini kan atas usulan Pemprov Jatim.”Ungkapnya. (bolang)