CB, TULUNGAGUNG – Pada bulan suci Ramadhan atau menjelang hari RT raya Idul Fitri, kebutuhan bahan pokok tentu bakal meningkat, khususnya makanan dan minuman. Tentu pula, kendati harga melonjak maupun tak layak konsumsi pun bakal dibelinya.
Tak pelak, upaya peningkatan permintaan masyarakat Tulungagung akan makanan di bulan Ramadhan ini membuat Dinas Kesehatan terus melakukan razia kelayakan panganan yang beredar di kalangan masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan razia kelayakan panganan yang beredar di masyarakat.
Kasi Farmasi dan Perbekalan Dinas Kesehatan Tulungagung, Masduki mengatakan, pihaknya memastikan panaganan yang beredar dan dijual belikan kepada masyarakat, masuk kategori sehat dan layak konsumsi.
Kali ini pihaknya melakukan razia di tujuh sarana penyedia pangan di Tulungagung, mulai dari toko, grosir hingga toko modern.
“Ada 7 sarana yang kita periksa hari ini, kita pastikan mereka menyediaka makanan yang siap saji dengan kualitas bagus terjamin untuk masyarakat, baik yang di sarana penyedia grosir maupun toko modern,” katanya.
Masduki pada pemeriksaan di salah satu toko, didapati bungkus susu bubuk yang rusak akibat gigitan tikus. Hal ini diperkuat dengan temuan kotoran tikus di sekitar lokasi tersebut.
“betul, memang ada produk susu bubuk bekas dimakan tikus, kita temukan juga kotoran tikus di lokasi,” ujar Masduki.
Selain itu, imbuhnya, ia juga mendapati produk susu UHT yang kemasannya rusak, kemudian setelah dibuka rupanya didalamnya terdapat belatung.
“Pas kita buka itu kelihatan belatungnya, jadi karena awalnya kemasannya rusak terus ada oksigen masuk, kemudian mengkontaminasi produk yang ada di dalamnya sehingga menjadi belatung,” paparnya.
Masih kata Masduki, pihaknya memastikan memberikan teguran keras kepada pengelola toko tersebut hingga ancaman sanksi berat. Mengingat kelalaian yang dilakukan oleh pengelola bisa menyebabkan kualitas makanan menjadi berkurang bahkan bisa meracuni masyarakat.
“Tentu teguran keras akan kita berikan kepada pengelolanya. Sebab, bisa jadi kelalaian yang dilakukan oleh pengelola bisa menyebabkan kualitas makanan jadi kurang dan bisa pula meracuni masyarakat ,” pungkas Masduki.(rul)