CB, Surabaya – Danrem 084/Bhaskasra Jaya, Kolonel Kav. M. Zulkifli dan beberapa Komandan Satuan lainnya nampak terkejut ketika melihat bendera Belanda berkibar di Hotel Yamato (Majapahit, red) Kota Surabaya.
Bahkan, Danrem bersama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menyaksikan langsung perobekan bendera Belanda yang dilakukan oleh Arek-Arek Suroboyo (Warga Surabaya, red).
Namun, itu semua hanyalah teatrikal yang bertajuk Surabaya Merah Putih yang disuguhkan oleh masyarakat Surabaya dengan disaksikan langsung oleh seluruh Forkopimda.
Selain itu, perobekan bendera tersebut merupakan tanda atas keberhasilan Arek-Arek Suroboyo (warga Surabaya, red) dalam mengusir penjajah yang hendak membumi hanguskan Kota Surabaya pada tanggal 19 September 1945.
Kolonel Kav Zulkifili mengatakan, teatrikal tersebut digelar di sepanjang jalan Tunjungan Plaza, Kota Surabaya. Bahkan, berlangsungnya drama kolosal itu, seakan-seakan seperti kejadian sebenarnya (perobekan bendera).
“Betapa besar jasa-jasa para pejuang terdahulu dalam mengusir penjajah di Kota Pahlawan ini,” ungkap Danrem 084/BJ itu ketika ditemui di lokasi drama kolosal berlangsung. Kamis, 14 September 2017.
Dirinya menambahkan, banyak hikmah yang diambil selama berlangsungnya drama tersebut, terutama kekompakan yang ditonjolkan oleh para pejuang dalam mengusir upaya jahat yang akan dilakukan oleh Tentara Belanda.
“Disini, kita bisa mengambil hikmah, terutama kekompakan yang diciptakan para pejuang, khususnya Arek-Arek Suroboyo dalam upayanya mengusir penjajah. Bahkan, hanya bermodalkan bambu runcing sebagai senjata,” tuturnya.
Selain dihadiiri Danrem 084/BJ dan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, berlangsungnya drama kolosal tersebut juga dihadiri langsung oleh Danlanal V/Surabaya, Danlanud dan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol M. Iqbal. (yudi)