CB, (Penrem 132/Tdl) – Kegiatan deteksi dini kanker payudara dianjurkan dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan dengan menggunakan tangan dan penglihatan untuk memeriksa apakah ada perubahan fisik pada payudara. Proses ini dilakukan agar semua perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius dapat segera ditangani.
Sedangkan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan salah satu cara untuk deteksi dini penyakit kanker servik satau kanker mulut rahim. Tes IVA diketahui tidak sakit dan dinilai efektif mendeteksi kanker serviks.
Dalam rangka peringatan HUT ke-72 TNI dan Bulan Peduli Kanker Tahun 2017 Dharma Pertiwi Koorcab Palu Daerah P serta Ketua Cabang dan anak Ranting beserta pengurus jajaran Koorcabrem 132 menyelenggarakan ACARA Bhakti Sosial penyuluhan pemeriksaan dan deteksi dini kanker payudara dan IVA test bertempat di Aula Manggala Sakti Makorem 132/Tdl, Jum’at, (29/09/2017).
Dalam sambutannya Ketua Cabang dan anak Ranting beserta pengurus jajaran Koorcabrem 132 Ny. Ny Muh Saleh Mustafa mengatakan peran seorang ibu sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan yang dimulai dari tingkat keluarga.
Oleh karena itu, kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan ini dimaksudkan untuk mengenal lebih dekat tentang penyakit kanker payudara dan serviks, sehingga kita diharapkan lebih peduli terhadap kesehatan kita masing-masing, kalau bukan kita siapa lagi. Dengan dilaksanakannya kegiatan pemeriksaan ini diharapkan kedepan ibu-ibu dapat memeriksakan kesehatannya secara rutin, dan dapat mengubah pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit kanker payudara dan serviks”, terangnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Tim Medis sekaligus sebagai penyuluh menyampaikan penyebab kanker leher rahim adalah infeksi dari Human Papiloma Virus (HPV). Salah satu cara untuk mencegah kanker leher rahim yakni dengan cara skrining atau penapisan, hal ini guna untuk mengetahui telah terjadi inveksi atau tidak dengan jalan IVA/Papsmear.
“Tujuan dari pemeriksaan iva/papsmear untuk mencegah deteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Kanker leher rahim adalah jenis kanker kedua mematikan setelah kanker payudara yang sering terjadi pada perempuan di Indonesia”, jelasnya. (Ertin Primawati)